Quantcast
Channel: Satria Dharma
Viewing all 857 articles
Browse latest View live

PILIH YANG MANA?

$
0
0

“Seandainya siswa diminta untuk membaca buku, kira-kira mereka akan memilih buku yang tipis atau yang tebal?” 😎

Ini adalah pertanyaan yang sering saya lontarkan pada presentasi saya pada para guru dan kepala sekolah. Tebak kira-kira mereka akan memilih jawaban apa. Tentu saja mereka akan menjawab, “Yang tipis…”

Tentu saja ini jawaban yang salah. Jawaban yang benar adalah ‘Yang menarik…’ 😀

Siswa itu tidak memilih buku berdasarkan tebal atau tipisnya buku melainkan berdasarkan menarik atau tidaknya buku tersebut untuk dibaca. Meski pun buku tersebut sangat tebal tapi jika buku tersebut menarik baginya untuk dibaca maka mereka akan memilih buku tersebut dibandingkan buku tipis. Jadi jika mereka disuruh memilih antara buku “Cerita Detektif: Pembunuhan di Kapal Sanro” yang 190 halaman tebalnya dengan buku tipis berjudul “Bukan Pasar Malam” karya Pramudya Ananta Toer yang hanya 103 halaman maka kita boleh menebak bahwa mereka akan lebih suka memilih buku cerita detektif tersebut. Jangankan hanya 190 halaman, bahkan jika buku tersebut tebalnya ratusan halaman seperti “Harry Potter”nya J.K. Rowling anak-anak tidak akan gentar dan bahkan akan berlomba membacanya. Sekedar info, novel pertama dari seri Harry Potter yang berjudul ‘Harry Potter and the Sorcerer’s Stone’ yang tebalnya hampir 400 halaman terjual lebih dari 107 juta eksemplar. Tentu saja banyak pembacanya adalah anak-anak. Salah satu seri Harry Potter ini, yaitu “Harry Potter and The Order of Phoenix” tebalnya bahkan sekitar 1.200 halaman. Really not public, ra umum tenan. Tapi toh ada anak ora umum yang mau membacanya. 😀

Jadi mengapa anak-anak kita tidak suka membaca? Salah satunya ya karena kita tidak memberi mereka asupan bacaaan yang sesuai dengan kesukaan mereka. Bagaimana mungkin anak-anak di sekolah akan suka membaca buku di perpustakaan jika koleksi yang dimiliki sekolah hanyalah buku-buku berjenis referensi dan pengayaan dengan judul macam “Beternak Lele”, “Menanam Jagung di Lahan Sempit”, “Tugas dan Peran Lurah dan Camat”, dlsb?! 🙄

Sudah jelas tidak muhin…! 😬

Surabaya, 8 Januari 2020

The post PILIH YANG MANA? appeared first on Satria Dharma.


PILIH YANG MANA (2)

$
0
0

Masih ada juga guru yang tidak memahami bahwa jawaban mereka pada pertanyaan berikut ini adalah salah.

“Seandainya siswa diminta untuk membaca buku, kira-kira mereka akan memilih buku yang tipis atau yang tebal?” Ketika mereka menjawab, “Yang tipis…” tentu saja ini jawaban yang salah. Jawaban yang benar adalah ‘Yang menarik…’

Ada beberapa orang yang protes dan bilang bahwa pertanyaannya menjebak karena pilihannya adalah antara ‘tipis’atau ‘tebal’ tapi ternyata jawabannya adalah ‘yang menarik’ yang bukan merupakan opsi jawaban. Mereka menyalahkan saya karena telah menjebak mereka. Mereka tidak sadar bahwa sebenarnya mereka sudah terjebak dalam jawaban tersebut sejak lama, dan bahkan seumur hidup mereka. 😞

Hal ini menunjukkan bahwa para guru kita ini memang sudah terjebak dalam pola pembelajaran yang dikotomis ‘benar dan salah’, ‘jika tidak a maka b’, ‘jika tidak putih maka itu hitam’, ‘hanya ada satu jawaban yang benar’, ‘pilihlah jawaban yang sudah tersedia’, dst.

Coba pikir…

Mengapa mereka menjawab bahwa siswa akan memilih buku yang tipis jika diminta untuk membaca buku? Hampir semua kelompok guru dan kepala sekolah yang saya tanyai selalu menjawab dengan serentak dan spontan ‘yang tipis’ tanpa mau memikirkan sejenak pertanyaannya. Mereka begitu yaqueen seyaqueen-yaqueennya bahwa siswa PASTI akan memilih buku yang tipis.

Itu hanya berarti satu bahwa para guru sudah mengasumsikan, menilai, menghakimi, bahkan meyakini bahwa siswa mereka TIDAK SUKA MEMBACA. Mereka meyakini bahwa membaca adalah sebuah tugas atau pekerjaan yang tidak menyenangkan dan membebani mereka sehingga mereka yakin bahwa para siswa mereka pasti akan berusaha menghindari pekerjaan membaca dengan memilih buku yang tipis agar mereka segera selesai dengan tugas atau beban tersebut. Moco iku mbencekno… 🙄

Hal ini berarti bahwa para guru memang menganggap bahwa membaca adalah tugas, membaca adalah beban, membaca adalah pekerjaan yang membosankan, membaca bukanlah sesuatu yang bisa menyenangkan, menghibur, dan membuat ketagihan. Itu adalah persepsi yang tertanam dalam pikiran mereka karena begitulah pengalaman hidup mereka sendiri. Jadi kalau mereka diminta untuk membaca buku maka mereka akan memilih buku yang paling tipis agar tugas membaca yang membebani dan tidak menyenangkan itu segera berlalu.

Persepsi itu tentu tidak datang begitu saja. Penilaian tersebut tertanam sudah cukup lama dan dalam di benak mereka sehingga mereka bisa begitu kompak dan spontan untuk memilih ‘yang tipis’. Kemungkinan sangat besar adalah bahwa mereka sendiri TIDAK PERNAH mengalami masa-masa yang menyenangkan dan menghibur dengan kegiatan membaca selama mereka bersekolah dulu. 😞

Mengapa mereka tidak pernah mengalami masa-masa indah bergumul dengan buku-buku yang menarik, menyenangkan, menghibur, dan mencerdaskan ketika mereka bersekolah dulu? Ya karena mereka memang tidak pernah diperkenalkan dengan nikmat dan nyamannya membaca oleh guru-guru mereka. Besar kemungkinan bahwa di sekolah mereka dulu tidak pernah ada buku-buku yang bisa membuat mereka merasakan ekstasi ketika membacanya. Selama mereka bersekolah mereka tidak pernah diajak untuk berkenalan dan menikmati buku-buku bacaan yang bisa membuat mereka mabuk kepayang dan tidak mau melepaskannya. Mereka selama hidup dan bersekolah hanya berkenalan dengan buku-buku teks yang tentu saja membebani, membosankan, membuat kepala pening dan stress. Actually it’s not their fault if they never enjoy reading any books. Jadi ini kesalahan yang sudah turun temurun.

Lalu salah siapa dong kalau situasinya menjadi begini suram?

Kalau ada yang perlu disalahkan maka saya mengusulkan agar kita menyalahkan pemerintah. (That’s what government is for. To be blamed for any mistakes or failures). 😎 Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan telah gagal membuat para guru kita untuk memiliki minat dan kebiasaan membaca. Kemendikbudlah yang telah membuat para guru kita justru ‘memusuhi’ kegiatan membaca. Kemendikbudlah yang memasukkan ide ke dalam benak para guru bahwa jika siswa diminta untuk memilih membaca buku maka siswa tersebut akan memilih yang tipis, sebagaimana mereka juga akan memilih yang tipis. Itu karena Kemendikbud TIDAK PERNAH memasukkan kurikulum membaca yang akan mengenalkan mereka pada buku-buku bacaan yang menarik, bermutu, dan bergizi. Pemerintah TIDAK PERNAH memasukkan buku-buku bacaan yang menarik dan membangkitkan minat baca siswa di sekolah. Pemerintah hanya mencekoki mereka dengan buku-buku berjudul “Beternak Lele”, “Menanam Jagung di Lahan Sempit”, “Tugas dan Peran Lurah dan Camat”, “Daftar Nama Tarian dan Lagu dari berbagai Propinsi”, dlsb.

Got it now…?! 😎

Surabaya, 9 Januari 2020

The post PILIH YANG MANA (2) appeared first on Satria Dharma.

ELITE ILLUSION

$
0
0

Apakah sekolah top dan favorit benar-benar mampu memberikan bekal prestasi akademis (dan masa depan yang lebih cerah) bagi siswanya ketimbang sekolah-sekolah lain yang tidak favorit?

Mari kita lihat…

Stuyvesant High School adalah sebuah sekolah negeri di New York City yang paling favorit dan merupakan dambaan bagi hampir semua anak-anak paling cerdas di New York. Sekolah di gedung berlantai sepuluh yang terletak beberapa blok dari World Trade Centre ini sangat selektif dan hanya anak-anak yang sangat cemerlang saja yang bisa masuk. Saking ketatnya sehingga hanya sejumlah kecil siswa kulit hitam yang bisa masuk ke sekolah ini. Di Stuyvesant High School, dari 27.000 siswa yang ikut tes masuk hanya 895 siswa baru yang diterima. Dan dari jumlah ini hanya tujuh siswa kulit hitam yang bisa tembus. Jumlah ini menyusut dibandingkan tahun sebelumnya. Tahun lalu ada 10 siswa kulit hitam diterima di Stuyvesant dan 13 siswa tahun sebelumnya lagi.

Sekolah khusus selektif lainnya, yang sedikit di bawah Stuy, Bronx High School of Science, juga hanya memberikan 12 kursi kepada siswa kulit hitam tahun ini, turun dari 25 siswa tahun lalu. Pokoknya sangat sulit deh masuk ke sekolah top dan favorit ini. Seperempat lulusan Stuy diterima di universitas-universitas Ivy League atau perti bergengsi serupa. Banyak orang top yang lulusan sekolah ini. 😯

Pertanyaannya apakah sekolah top dan favorit ini benar-benar mampu memberikan bekal prestasi akademis dan masa depan yang lebih cerah kepada siswa-siswa cemerlang tersebut dibandingkan dengan sekolah-sekolah yang kurang top dan favorit?

Ternyata tidak…

Sebuah studi baru oleh para ekonom di Massachusetts Institute of Technology (MIT) dan Duke University menunjukkan bahwa siswa yang tembus sekolah yang paling selektif tidak memiliki prestasi akademis yang lebih baik daripada anak-anak yang tidak lulus ujian masuk. Joshua D. Angrist dan Parag A. Pathak dari MIT dan Atila Abdulkadiroglu dari Duke menulis makalah “The Elite Illusion: Achievement Effects at Boston and New York Exam Schools” yang diterbitkan bulan lalu oleh National Bureau of Economic Research. Mereka membandingkan siswa yang lolos tes pada sekolah-sekolah top di Boston dan New York ini dengan yang tidak lolos. Mereka memeriksa skor rata-rata kedua sampel pada tes selanjutnya yang mungkin mencerminkan seberapa banyak yang mereka pelajari di sekolah menengah. Ini termasuk tes PSAT, SAT dan Advanced Placement. Hasil penelitian mereka menunjukkan ‘little effect of exam school offers on most students’ achievement’, nilai tes masuk mereka tidak memberikan efek yang signifikan pada kesuksesan mereka.
Tentu saja siswa yang bersekolah di Stuy (dan sekolah-sekolah top lainnya) meraih nilai jauh lebih tinggi dalam ujian standar dan berhasil diterima di universitas-universitas yang sangat bermutu. Tapi itu bukan karena pengaruh yang diberikan oleh sekolahnya melainkan karena kemampuan siswanya sendiri. Sekolah Stuy sejak awal memang menerima anak-anak yang paling cerdas dan berambisi sehingga mereka memang bisa memenangkan persaingan di tingkat mana pun berikutnya. Tapi ini bukan karena faktor sekolahnya. Korelasi yang ada tidak menunjukkan sebab akibat : karena bersekolah di Stuy maka siswanya menjadi lebih mudah masuk ke perti paling top. Tidak demikian keadaannya
Tim ekonom MIT dan Duke di atas menunjukkan bahwa berdasarkan hasil penelitian pengaruh bersekolah di sekolah top dan selektif seperti Stuy tidak ada alias nol, nihil. . Ini mungkin perlu dipahami oleh sekolah-sekolah top dan favorit di kota-kota besar di Indonesia. Pengaruh sistem pembelajaran mereka ternyata tidak terlalu signifikan pada prestasi siswa mereka.

Para peneliti menyimpulkan bahwa alasan sepenuhnya siswa Stuy lebih berprestasi dalam hidup dibandingkan siswa bukan Stuy adalah karena sejak awal anak-anak yang berhasil masuk Stuy memang memiliki kualitas diri yang lebih baik. Mereka memang adalah anak-anak yang paling cemerlang dengan semangat belajar dan berkompetisi yang paling tinggi. Persaingan sengit dalam tes masuk tidak dirancang untuk perbaikan pembelajaran bagi sebagian besar siswa. Masuk sekolah top dan favorit tidak menyebabkan siswa berperforma lebih baik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lulus ujian masuk tidak banyak berpengaruh pada skor mereka nanti. Jadi perlu kita pahami bahwa banyaknya yang dipelajari oleh siswa di sekolah mana pun bergantung pada bakat dan upaya pribadi masing-masing anak dan bukan karena topnya sekolahnya dan berapa banyak anak hebat di dalam sekolah tersebut.

Masih belum paham…?! Begini lho…

Seandainya ada dua siswa dari latar belakang yang serupa dan sama-sama diterima di Harvard tapi salah satunya memilih masuk ke Penn State yang rankingnya jauh di bawah Harvard, apa yang terjadi? Kedua siswa tersebut belakangan mendapat kesuksesan dan penghasilan yang kurang lebih sama dalam karier mereka. Seandainya gaji di masa depan dijadikan ukuran, siswa-siswa serupa yang diterima di sekolah yang sama-sama bergengsi tapi memilih masuk ke sekolah lain pada akhirnya berada di tingkat kesuksesan yang kurang lebih sama.

Penjelasan ini saya dapat dari buku “Everybody Lies”nya Seth Stephens-Davidowitz. Mneurut buku ini orang berbohong kepada teman, survey, dan bahkan diri sendiri agar kita merasa dan terlihat lebih baik dari kenyataannya. Akan tetap dunia juga berbohong kepada kita dengan menyajikan data-data yang keliru dan menyesatkan. Ketika kita melihat bahwa sejumlah besar lulusan ITB atau UI yang sukses dan lebih sedikit lulusan UNESA yang sukses kita lalu berasumsi ada keuntungan besar bersekolah di UI atau ITB.
Menurut penelitian di atas ini tidak benar. Siapa pun yang memiliki bakat besar dan tekad untuk sukses pasti akan menemukan jalannya untuk sukses meski pun ia hanya kuliah di UNTUMU, umpamanya. 😀

Jadi kalau anak Anda tidak bisa masuk ke sekolah top dan favorit yang ia atau Anda inginkan, santai sajalah dan terima saja itu sebagai kenyataan hidup. Toh kesuksesan anak kita tidak bergantung pada lulusan mana dia tapi seberapa besar bakat, tekad sukses, dan ketangguhannya dalam mengejar impian yang dimilikinya. 🙏

Surabaya, 14 Januari 2020

The post ELITE ILLUSION appeared first on Satria Dharma.

PRODUK MUBAZIR

$
0
0

Pabrik apa pun di dunia ini yang menghasilkan produk secanggih apa pun kalau tidak bisa menjual produknya atau memenuhi kebutuhan konsumennya maka pasti akan tumbang. Jangankan produknya tidak sesuai dengan keinginan konsumen, sedangkan kalah bersaing dengan produk lain yang lebih menarik dan sesuai dengan keinginan konsumen saja sebuah pabrik yang sangat besar juga akan tumbang. Ada beberapa perusahaan raksasa yang dulunya luar biasa hebatnya produknya karena dipakai di seluruh dunia tapi kemudian tumbang tanpa terduga. Perusahaan Nokia adalah contohnya.

Nokia sebenarnya tidak melakukan kesalahan apa-apa. Ia hanya terlambat dalam persaingan inovasi dengan perusahaan pesaingnya. Keterlambatan Nokia dalam mengeluarkan inovasi akhirnya membuat pabrikan ponsel ‘sejuta umat’ ini tertinggal jauh dibandingkan dengan para pesaing seperti Samsung dengan Android serta iPhone dengan iOS miliknya. Sementara Nokia masih tidak mengembangkan sistem operasinya dan tetap bertahan dengan Symbian. Dan Nokia ambruk begitu saja. Ngeri…! 😳

Tapi Nokia tidak sendirian.. Ada beberapa perusahaan raksasa yang kini bangkrut dan bahkan ada yang hanya tinggal nama saja. Sony Ericsson, Kodak, Panasonic, My Space, Lehman Brothers, Metro Goldwyn Mayers (MGM), Marvell Entertainment, Enron, General Motors, Hugo Boss, Reader’s Digest Associaton, Payless Shoes, adalah beberapa nama yang bangkrut karena merugi dan kalah bersaing. Yahoo yang masih saya pakai juga sebentar lagi bakal tumbang.

Meski demikian, ada ‘pabrik’ yang terus menerus mengeluarkan produk dan meski produknya tersebut sebagian besar mubazir karena tidak terpakai tapi ‘perusahaan’ ini tidak ambruk-ambruk juga. Yang lebih aneh lagi adalah bahwa tidak ada satu pun karyawan di ‘perusahaan’ ini yang bertugas untuk memasarkan ‘produk’nya. Mereka sama sekali tidak peduli apakah produknya tersebut laku di pasaran atau tidak, sesuai dengan kebutuhan di lapangan atau tidak, relevan dan bermanfaat atau tidak, sama sekali tidak ada urusan. Mereka hanya memproduksi saja dan tidak mau tahu mau diapakan dan bagaimana hasil produksinya. Padahal untuk menghasilkan satu produk saja mereka membutuhkan waktu yang sangat lama. Paling cepat mereka butuh 3,5 – 4 tahun untuk menghasilkan produk yang dianggap paling baik dan ini bisa lebih lama.. Kadang ada yang sampai 7 tahun tidak juga lolos produksi sehingga terkadang harus dibuang. Satu ‘pabrik’ yang besar kadang menghasilkan produk hampir sepuluh ribu setiap tahunnya. Di Indonesia ada RIBUAN ‘pabrik’ semacam ini, besar mau pun kecil. Sehingga dalam setahun ada sekitar satu juta produk yang dihasilkan oleh pabrik-pabrik ini dan ratusan ribu produk ini menganggur alias tidak terpakai. Mereka adalah produk mubazir yang untuk menghasilkannya dibutuhkan waktu selama 4 tahun masing-masingnya. Sungguh ngeri…! 😳

Apakah Anda sudah bisa menduga ‘perusahaan’ apa yang saya maksud dan apa ‘produk’nya yang mubazir tersebut?
Ya, Anda benar. ‘Perusahaan’ yang saya maksud adalah perguruan tinggi dan ‘produk’nya adalah sarjana-sarjana yang dihasilkannya. Tahukah anda berapa jumlah ‘perusahaan’ penghasil produk mubazir ini di Indonesia? Saat ini terdapat sebanyak 4.498 perguruan tinggi se-Indonesia dengan 25.548 program studi. Jumlah ‘perusahaan penghasil produk mubazir’ ini bahkan lebih banyak, dibandingkan jumlah perguruan tinggi di China yang hanya sebanyak 2.825 perguruan tinggi. Jumlah penduduk kita hanya seperlima dibandingkan penduduk Tiongkok tapi pabrik penghasil produk mubazir kita dua kali lipat dibandingkan mereka. Sangat wow kan…! 😊

Bagaimana mutu institusi penghasil sumber daya manusia yang jumlahnya begitu berlimpah itu? Meski sangat banyak tapi produk institusi ini ternyata memble dan hanya tiga perti yang bisa masuk peringkat 500 perti dunia. Itu aja sudah bangga setengah mati kita karenanya. “Siapa yang tidak bangga memiliki kampus yang diperhitungkan di tingkat dunia. Saat ini Indonesia memiliki tiga perguruan tinggi yang masuk jajaran 500 besar dunia yaitu Universitas Indonesia , Institut Teknologi Bandung dan Universitas Gadjah Mada,” tulis Kemenristekdikti yang diposting melalui Facebook, Selasa (18/6/2019).

Bayangkan seandainya Kemristekdikti dan para rektor perti tof markotof ini adalah para CEO perusahaan raksasa dunia yang sudah ambruk seperti yang saya contohkan di atas. Apakah mungkin mereka akan bilang begini:
“Alhamdulillah…! General Motors yang saya pimpin ini masih masuk peringkat 50 Besar di bidang otomotif kelas dunia.”,
“Luar biasa…! Nokia yang kita pegang ini masuk dalam peringkat 20 Besar dunia di bidang telepon bimbit.”,
“Siapa yang tidak bangga perusahaan Panasonic kita diperhitungkan di tingkat dunia. Saat ini Panasonic masuk jajaran 500 besar dunia.”

Kalau sampai demikian pasti akan dipisuhi oleh arek-arek Suroboyo yang suka misuhan itu, “Makmu kiper…!” 🙄

Setelah saya pikir-pikir ternyata perguruan tinggi itu adalah institusi penghasil produk yang paling tidak bertanggung jawab. (Silakan pisuhi saya karena sebenarnya saya juga punya beberapa institusi penyumbang produk mubazir). 🙏😊

Coba bayangkan…
Perguruan tinggi itu institusi yang terus menerus menghasilkan lulusan yang TIDAK PERNAH PEDULI apakah lulusannya terserap oleh lapangan kerja atau tidak. Perti ini bahkan berlomba-lomba menghasilkan ribuan lulusan dan setelah itu tutup mata tidak peduli apakah lulusan mereka itu memang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja dan sosial atau tidak. They never give a shit to their products. Mereka tidak pernah berusaha untuk MEMASARKAN produk mereka dan itu karena mereka memang TIDAK PERNAH DIWAJIBKAN untuk memasarkan produk mereka. 🙄

Jadi perguruan tinggi negeri yang dibiayai habis-habisan oleh negara- dimana kita bayar pajak kesana- ternyata memang tidak DIMINTAI PERTANGGUNGJAWABAN oleh pemerintah soal produknya. Trilyunan dana digelontorkan pada mereka dan tidak pernah ada pertanggungjawaban soal keterpakaian produk mereka. Yang penting sudah menghasilkan produk dan perkara apakah produk tersebut bisa benar-benar dipakai untuk membangun bangsa dan negara ini tidak ada yang peduli. 🙄

“Jumlah lulusan perguruan tinggi setiap tahunnya menca­pai satu juta jiwa, yang meng­anggur ada ratusan ribu,” kata Direktur Jenderal Pembelaja­ran dan Kemahasiswaan Ke­menterian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kem­ristekdikti), Intan Ahmad, da­lam pertemuan dengan Kop­ertis Wilayah III DKI Jakarta, di Jakarta, Selasa (26/6). Dan ini disampaikan tanpa ada rasa bersalah apalagi berdosa. 😀

Ratusan ribu lulusan perguruan tinggi mengganggur setiap tahunnya. Apakah pertinya peduli? Apakah pemerintah telah mendorong perti-perti ini untuk mencari jalan keluar dari permasalahan ini? Hal ini semestinya harus menjadi TUGAS perguruan tinggi dan pemerintah untuk mencari terobosan untuk mengatasi permasalahan ini. Selama ini perti-perti tersebut hanya didorong untuk menciptakan kuri­kulum yang relevan dengan ke­butuhan dunia kerja. Padahal ada faktor-faktor pendukung lain yang jika dilakukan akan menghasilkan terobosan yang sangat jitu untuk mengatasi mubazirnya para sarjana yang menganggur ini.

Apakah saya punya ide untuk ini? Ya, saya punya. 🙏😊

Saya sudah mendiskusikan hal ini pada beberapa teman di perti dan mereka semua setuju bahwa ide saya tersebut merupakan sebuah terobosan yang sangat ciamik (ciamik soro, kata mereka). Apakah saya bersedia berbagi ide ini dengan para rektor dan pejabat Dikti? Tentu saja. ‘Sharing’ is my middle name. 😎 Saya bersedia untuk mendiskusikan ide saya ini dengan para rektor dan pejabat di Dikti kapan saja. Caranya mudah. Undang saya untuk ngopi-ngopi di kantor Anda dan kita diskusi maksimal 1 jam. Kalau ternyata ide saya tidak menarik, tidak ciamik, tidak applicable, tidak membangkitkan adrenalin Anda, maka biaya transport dan ngopi-ngopi tersebut saya ganti.

Penak toh…! 😎😀

Surabaya, 17 Januari 2020

Sumber

The post PRODUK MUBAZIR appeared first on Satria Dharma.

MANUSIA VERSUS VIRUS

$
0
0

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya…”

Kabar terbaru soal wabah Coronavirus sampai hari ini adalah:
– 46 kematian baru di Tiongkok sehingga jumlah korban menjadi 259.
– Sekitar 2.100 kasus baru dalam 24 jam terakhir, sehingga totalnya menjadi hampir 12.000 kasus menurut data Organisasi Kesehatan Dunia dan Cina. Sebagian besar kasus ada di China; sekitar 100 kasus telah dikonfirmasi di 21 negara lain.
– Berbagai negara telah melakukan upaya untuk menghentikan masuknya pendatang yang baru saja mengunjungi China ke negaranya dan hanya membolehkan warganya sendiri masuk.
– Warganegara yang baru saja datang dari Provinsi Hubei dan mau masuk kembali ke negaranya harus mengikuti prosedur isolasi selama dua minggu sebelum boleh kembali ke keluarganya.
– Hampir semua penerbangan dunia ke dan dari China dibatasi atau dihentikan sementara. Sekitar 10.000 penerbangan telah dihentikan sementara sejak merebaknya wabah ini.
– Beberapa negara mengevakuasi warganya dari Hubei. Korea Selatan, India, dan Bangladesh telah menerbangkan ratusan warga mereka pulang dari Wuhan, sementara Indonesia dan Turki juga telah mengirim pesawat ke sana untuk menjemput warganya. Senin, ini militer Rusia akan mulai mengevakuasi warga Rusia dari daerah yang terkena dampak di China.
– Para WNI yang dipulangkan dari Wuhan akan dikarantina di Pulau Natuna sebelum dikembalikan ke keluarga masing-masing (tapi rencana ini didemo dan ditolak oleh warga Natuna).

Pada intinya wabah virus ini masih dianggap belum bisa dikontrol dan kewaspadaan justru semakin ditingkatkan mengingat bahwa China (dan dunia) belum menemukan cara paling tepat untuk menghentikan semakin merebaknya virus ini. Manusia dengan segala pengetahuan, kecerdasan, dan teknologinya masih keteteran menghadapi mahluk tak kasat mata ini.

Bagaimana Anda menyikapi semua ini? Apakah ini membuat Anda semakin panik, cemas, takut, putus asa, apatis, marah, mengutuk ke sana kemari, menyebarkan sikap cemas dan takut Anda ke mana-mana, dan berbagai sikap negatif lain?

Saya rasa itu tidak ada gunanya. Untuk apa…?!

Sikap paling tepat adalah bersikap waspada dengan terus menjaga kesehatan pribadi dan keluarga dan tetap bertawakal pada Tuhan. Percayalah bahwa Tuhan tidak akan membebani seseorang dengan cobaan yang melebihi kemampuannya. Apa yang diturunkan oleh Tuhan di Wuhan ini bukan pertama kalinya dan mungkin juga bukan terakhir kalinya. Kalau Anda menganggap bahwa virus ini adalah hukuman bagi rakyat China maka Anda perlu tahu bahwa negara Arab Saudi, tempat kota paling suci bagi umat Islam berada, juga pernah kena wabah virus sejenis. Wabah virus corona di Wuhan, China bukan yang pertama kali terjadi di dunia. Wabah sebelumnya adalah Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus (SARS-CoV) tahun 2003 di Asia dan Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV) tahun 2012 silam di Arab Saudi. MERS-CoV diketahui pertama kali ditemukan pada 2012. MERS-CoV dilaporkan memiliki tingkat kematian lebih tinggi daripada SARS-CoV yakni sebesar 37 persen. Di Arab Saudi tercatat 22 orang meninggal dunia dari 44 kasus yang terjadi. Pada 2013, penyakit ini mewabah ke negara-negara di Eropa, seperti Inggris, Perancis, Jerman, dan Italia (dan meski pun warga Indonesia yang umroh ke Arab Saudi mencapai ratusan ribu tapi kita blahi slamet tidak ada yang terkena). WHO sempat mengeluarkan peringatan bahwa MERS-CoV dapat menjadi ancaman dunia. Jadi jika Anda bilang bahwa China kena hukuman Tuhan dengan Coronavirus maka Anda juga mesti menyatakan hal yang sama pada Arab Saudi. Sampeyan berani ngomong begitu…?! 😀
Sebaiknya jangan. Bukankah katanya cobaan dan penyakit merupakan tanda kecintaan Allah kepada hamba-Nya? Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya Allah Ta’ala jika mencintai suatu kaum, maka Dia akan memberi mereka cobaan.”(HR. Tirmidzi, shahih)

Coronavirus ini telah menjadi wabah berkali-kali di berbagai tempat. Lagipula wabah virus ini belum ada apa-apanya dibandingkan virus lain yang pernah menyerang dunia. Virus cacar umpamanya. Virus ini sebelum dibasmi oleh program vaksinasi yang dimulai dengan serius pada pertengahan 1960-an telah menewaskan sedikitnya 300 juta orang di abad ke-20. Bayangkan skala kematiannya yang mencapai jumlah ratusan juta di seluruh dunia ini.

Untuk diketahui, penyakit ini sudah ada sejak berabad-abad yang lalu dan telah terdeteksi dalam sampel jaringan yang diambil dari mumi-mumi Mesir kuno. Pada abad ke-18 sekitar 400.000 orang Eropa setiap tahunnya meninggal akibat penyakit ini. Banyak korbannya yang bisa bertahan tapi menjadi buta atau cacat.

Selain cacar, Flu Babi diperkirakan telah menewaskan sedikitnya 285.000 orang dan mungkin hingga 580.000 orang. Virus ini adalah varian dari H1N1, infeksi yang sama yang menyebabkan Flu Spanyol pada 1918 yang mengerikan. Sekedar informasi, sebanyak 20% orang di bumi terinfeksi virus ini. Saat itu, di AS ada 113.690 kasus terkonfirmasi dan lebih dari 3..000 kematian. Varian lain pada virus yang sama, seperti epidemi Flu Asia 1958 dan 1968, sebabkan jutaan kematian di seluruh dunia.

Jauh sebelumnya, Kematian Hitam (Black Death) yang melanda Asia dan Eropa pada 1340-an dan 1350-an juga salah satu pandemi paling ganas dalam sejarah manusia karena mengakibatkan kematian sekitar 75 hingga 200 juta orang. Sejarawan Norwegia Ole Benedictow memperkirakan bahwa jumlah kematian mungkin lebih besar. ” Kemungkinan bahwa Kematian Hitam menyapu sekitar 60 persen populasi Eropa. Diperkirakan populasi Eropa pada saat itu adalah sekitar 80 juta. Ini berarti bahwa sekitar 50 juta orang meninggal karena wabah Black Death.” katanya.

Penyakit yang baru? HIV/AIDS adalah salah satunya. AIDS pertama kali dilaporkan secara klinis pada 5 Juni 1981. Saat ini, sekitar 40 juta orang saat ini terinfeksi HIV dan 35 juta telah meninggal karena AIDS sejak virus itu diidentifikasi. Lebih dari satu dari empat kematian (28%) di Afrika Selatan dan Botswana pada 2017 disebabkan oleh HIV / AIDS. Di Indonesia saja ada 620.000 orang yang terkena penyakit ini. Lima provinsi dengan jumlah kasus HIV tertinggi yang menempati peringkat satu sampai lima adalah: DKI Jakarta (62.108), Jawa Timur (51.990), Jawa Barat (36.853), Papua (34.473), dan Jawa Tengah (30.257).

Virus yang sampai sekarang menghantui Indonesia adalah virus DBD (Demam Berdarah Dengue). Demam berdarah adalah penyakit yang selalu masuk 10 penyakit berbahaya di dunia, terutama di daerah tropis. Ditularkan oleh nyamuk, demam berdarah bisa terjadi pada 50 sampai 100 juta orang dalam setahun. Bahkan ada dua miliar orang yang tinggal di negara tropis terancam demam berdarah. Memasuki minggu pertama bulan Februari 2019, jumlah penderita demam berdarah terus meningkat.

Kementerian Kesehatan mencatat pada periode 1 Januari hingga 3 Februari 2019 penderita demam berdarah di Indonesia mencapai 16.692 dan 169 orang meninggal dunia. Tapi ini termasuk penurunan karena dibandingkan tahun 2016 lalu yang merupakan puncak kasus demam berdarah dengan total penderita 204.171 orang dengan korban 1.598 orang.

Jadi sebenarnya kita ini dikepung oleh berbagai wabah penyakit dan saking banyaknya kasus sampai kita sudah merasa biasa saja dan tidak merasa panik (kecuali kalau ada keluarga kita yang kena penyakit tersebut). Jadi Coronavirus Wuhan ini belum ada apa-apanya. Dunia gempar karena melihat betapa seriusnya Pemerintah China berupaya mengatasi virus ini sebelum benar-benar meledak lebih dahsyat. Seluruh dunia menonton dengan penuh perhatian bagaimana Pemerintah China mengeluarkan semua daya dan kemampuannya menghadapi virus baru ini.

Sebagai umat Islam kita harus percaya bahwa Tuhan tidak akan menurunkan suatu bencana tanpa ada hikmah di baliknya. Hikmahnya bagi saya pribadi adalah bahwa saya semakin sadar bahwa Tuhan bisa menguji manusia dengan segala kecanggihan ilmu pengetahuannya tersebut agar lebih meningkatkan pengetahuannya hanya dengan mengirimkan virus yang sungguh sangat kecil dan tak mampu terlihat oleh mata telanjang. “Nih virus baru. Coba gunakan semua pengetahuanmu yang telah Aku berikan untuk mengatasi akibat yang mungkin ditimbulkannya.” Mungkin begitu kata Tuhan pada manusia. “Baiklah…! Kami akan mengeluarkan semua daya dan upaya terbaik kami untuk menghadapi virus ini. Kami tidak akan pernah menyerah dan akan terus memberikan yang terbaik dari apa yang mampu kami lakukan untuk menghadapinya.” Mungkin begitu jawab manusia yang berilmu pengetahuan. 😊

Allah berfirman: “Dan Sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS 2: 155)

Ada diantara kita yang tak sanggup menghadapi ujian itu dan boleh jadi ada pula diantara kita yang tegar menghadapinya. Al-Qur’an mengajarkan kita untuk berdo’a: “Ya Tuhan kami, jangnlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya…”(QS 2: 286)

“Tiada seorang muslim yang ditimpa musibah lalu ia mengatakan apa yang diperintahkan Allah (yaitu): ‘Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun, wahai Allah, berilah aku pahala pada (musibah) yang menimpaku dan berilah ganti bagiku yang lebih baik darinya’; kecuali Allah memberikan kepadanya yang lebih baik darinya.” (HR. Muslim no.918)

Bagaimana kalau kita tidak terima dengan semua cobaan dari Tuhan ini? Dalam sebuah hadis qudsi Allah berkata: “Siapa yang tak rela menerima ketentuan-Ku, silahkan keluar dari bumi-Ku!”

Sampeyan apa siap dengan konsekuensi tersebut…?! 😀

Surabaya, 2 Februari 2020

The post MANUSIA VERSUS VIRUS appeared first on Satria Dharma.

JADILAH TETANGGA YANG BAIK

$
0
0

Apa yang kita lakukan jika tetangga kita terkena bencana?

Kita MEMBANTU mereka. Itu sudah jelas.

Perkara bagaimana bentuk bantuannya maka itu bergantung pada apa bantuan yang mereka butuhkan dan bagaimana kesanggupan kita dalam membantu mereka. Jika mereka butuh bantuan tenaga, dana, makanan, pakaian, saran, hiburan, doa, atau apa saja yang kita miliki dan kita mampu membantunya maka kita membantu mereka sesuai dengan kebutuhan mereka dan kemampuan kita

Kita TIDAK menari di atas penderitaan mereka.

Kita TIDAK bergembira atau senang dengan penderitaan yang menimpa mereka.

Kita TIDAK mengatakan bahwa itu adalah azab, kutukan, hukuman, dan laknat Tuhan pada mereka.

TIDAK….!

Kita MEMBANTU tetangga kita. Kita MENAWARKAN bantuan kita pada mereka.

Barangkali saya perlu mengingatkan apa yang terjadi pada kita 14 tahun yang lalu, tepatnya pada 26 Desember 2004, ketika gelombang tsunami menerjang wilayah Aceh. Wilayah Aceh disapu ombak setinggi kurang lebih 20 meter sehingga membuat beberapa kota di provinsi itu hancur dan lumpuh. Korban meninggal di Aceh mencapai 130.736 jiwa dan lebih dari 500 ribu penduduk kehilangan tempat tinggal.

Apa yang dilakukan oleh tetangga kita ketika itu? Semua propinsi tetangga, semua negara, semua orang DI SELURUH DUNIA turun tangan MEMBANTU penduduk dan Propinsi Aceh untuk bangkit dan berdiri tegak. Tak satu pun propinsi, negara, umat atau kelompok masyarakat yang mengatakan atau menuding bahwa tsunami yang terjadi di Propinsi Aceh itu adalah azab, kutukan, hukuman, atau laknat dari Tuhan pada warga Aceh. TAK SATU PUN…

Ada 56 negara turut membantu bencana Aceh. Sungguh luar biasa perhatian dunia pada musibah yang menimpa rakyat Aceh waktu itu. Negara-negara tetangga seolah berlomba untuk menunjukkan simpati dan kedermawanannya pada Aceh. Bahkan negara yang paling dibenci oleh umat Islam Indonesia . yaitu Israel, turun tangan membantu. Dua minggu setelah tsunami, pesawat El Al Israel Airlines mendarat di Bandar Udara Internasional Hang Nadim, Batam. Pesawat ini diterbangkan langsung dari Tel Aviv, Israel, dan membawa bantuan sebesar 90 ton obat-obatan, pakaian, air minum, dan alat pemurnian air. Sempat terjadi insiden sebelum bantuan berhasil mendarat. Saat itu, pesawat El Al Israel Airlines tidak diizinkan memasuki wilayah udara Indonesia karena kita tidak memiliki hubungan diplomatik dengan mereka. Kan kita bermusuhan sama mereka…?!

Semua negara tetangga bahu membahu membantu Indonesia. Mereka membangun sarana dan prasarana bagi warga Aceh. Negara China adalah salah satu negara yang menunjukkan perhatian dan simpatinya paling awal. Pemerintah China membantu US$ 63,2 juta. Cina adalah negara yang meningkatkan jumlah bantuannya secara dramatis. Semula negara yang perekonomiannya sedang melaju pesat ini hanya menjanjikan bantuan US$ 2,6 juta. Tapi kemudian Cina menambahkan 500 juta yen lagi atau US$ 60.42 juta. “Masyarakat Cina sangat peduli terhadap bencana ini dan kami memiliki simpati yang mendalam kepada para korban,” kata Perdana Menteri Wen Jiabao seperti dikutip Reuters pada saat itu.

Pemerintah Tiongkok membangun perumahan bagi warga Aceh yang dinamai Perumahan Persahabatan Indonesia-Tiongkok. Perumahan ini dibangun dari dana hibah pemerintah China bagi korban tsunami di kabupaten Aceh Besar. Perumahan yang dikenal dengan sebutan Kampung Jackie Chan di area seluas 22,4 hektar itu terdiri atas 606 unit rumah tipe 42. Perhatian dan bantuan pemerintah China pada Indonesia, khususnya warga Aceh, bukan hanya saat itu. Pada saat terjadi gempa pada 7 Desember 2016 di Kabupaten Pidie Jaya, Setidaknya, 102 orang dilaporkan tewas. Bencana alam itu juga memicu kerusakan infrastruktur parah. Ungkapan dukacita pun mengalir dari Pemerintah Tiongkok Melalui duta besarnya di Jakarta, Xie Feng, Pemerintah Tiongkok langsung memberikan dana bantuan kemanusiaan sebesar US$ 1 juta demi membantu rakyat di wilayah terdampak gempa.Tak hanya berasal dari pemerintah, Palang Merah Tiongkok pun menggelontorkan dana bantuan darurat senilai US$ 100 ribu atau setara dengan Rp 1,3 miliar kepada Palang Merah Indonesia (PMI).

“Persahabatan antara rakyat Indonesia dengan rakyat Tiongkok terus terjalin dari generasi ke generasi. Kita saling membantu dan mendukung pada masa-masa sulit. Pada 2004 lalu ketika gempa yang disusul dengan tsunami, tim SAR kami termasuk salah satu yang tiba paling awal di Aceh. Kami mengulurkan tangan dengan membangun Kampung Persahabatan Tiongkok-Indonesia di Aceh yang dapat dihuni oleh 606 keluarga,” ujar Dubes Xie dalam keterangan tertulisnya kepada Liputan6.com, Selasa (13/12/2016).

“Ketika Wenchuan diguncang gempa pada 2008, wakil dari Kampung Persahabatan datang ke Kedubes di Jakarta untuk menyerahkan bantuan. Rakyat kami sangat terharu mengetahui hal tersebut,” ujarnya.

Bulan Ramadan lalu, Dubes Xie menyempatkan diri berkunjung ke Aceh. Di sana ia bertandang ke Kampung Persahabatan dan Museum Tsunami untuk mengenang kembali korban tewas dalam bencana tersebut.

“Kami membantu memperbaiki gedung sekolah, jalan, fasilitas umum lainnya serta mendirikan perpustakaan Tiongkok. Kami juga menyampaikan salam Ramadan dari 23 juta muslim Tiongkok,” ungkapnya.

Saat ini Tiongkok, negara tetangga kita itu, sedang menghadapi musibah wabah Coronavirus dan sedang menderita karenanya.

Apa yang bisa kita lakukan untuk membantu mereka, sebagaimana mereka membantu kita ketika kita terkena musibah juga?

Mungkin sulit bagi kita untuk menyaingi kemampuan Pemerintah dan rakyat Jepang dalam menunjukkan perhatiannya untuk membantu Pemerintah dan rakyat Tiongkok. Walau sejarahnya hubungan Jepang dengan China dulu kurang harmonis tapi ini tidak lantas membuat Jepang menahan diri. Sebelum Jepang mengevakuasi warganya, mereka sudah lebih dulu mengirim 1 pesawat penuh peralatan medis dan juga masker yg sangat dibutuhkan warga kota Wu Han. Di antara 264 warga Jepang yg di evakuasi terdapat 4 orang yang positif terjangkit virus Novel Corona. Oleh Tiongkok sebetulnya disarankan agar mereka dirawat di rumah sakit China saja. Namun Pemerintah Jepang tetap mengevakuasi atas pertimbangan ingin berbagi beban kesulitan dan tidak mau merepotkan Pemerintah China. Lebih daripada itu, Pemerintah Jepang mengumumkan bahwa bangsa apa pun yg berada di Jepang dan terdampak Virus Corona tanpa pandang kewarga negaraan semua akan diobati dan biayanya ditanggung Pemerintah. Warga Tiongkok yg berada di wilayah Jepang dan berakhir masa visanya bila masih ingin menetap di Jepang diberi perpanjangan visa gratis selama 2 bulan. Mereka tidak diusir karena itu adalah perbuatan yang tidak terpuji. Di medsos Jepang menyerukan agar warganya menyumbang apapun utk membantu China melewati musibah kemanusiaan ini.

Di super market dan pusat perbelanjaan Jepang disediakan masker gratis bagi warga Tiongkok dengan menempelkan spanduk-spanduk berbahasa China “Bernafas Sama, Bernasib Sama, Dunia Milik Kita Bersama..” Sungguh mengharukan..!!

Bagaimana dengan negara lain…?!

Jerman pada kesempatan pertama mengirim team ahli medis membantu China. Finlandia mengumumkan tidak melakukan pembatasan dan pemeriksaan khusus terhadap turis dari Tiongkok. Apabila ada turis yang terdampak Virus Corona akan diobati oleh team medis Pemerintah Finlandia. Pemerintah Thailand menyatakan bebas visa 15 hari tetap berlaku bagi warga Tiongkok. Apabila mereka masih ingin menetap imigrasi Thailand akan memberi perpanjangan visa selama 2 bulan. Presiden Filipina Rodrigo Duterte mendesak warganya untuk berhenti membangkitkan xenophobia anti-Cina terkait dengan pecahnya virus corona. “China telah berbaik hati kepada kita (selama ini). Kita bisa menunjukkan kebaikan yang sama kepada mereka. Hentikan xenophobia ini,” kata Duterte pada konferensi pers kematian korban Corona virus pertama di Filipina pada hari Sabtu.

Saya tidak mau membandingkan dengan apa sikap kita terhadap musibah yang melanda tetangga kita tersebut. Saya terlalu sedih dan nelangsa melihat dan membacanya. Sungguh tidak mencerminkan sikap seorang tetangga atau pun muslim yang baik. Saya hanya ingin mengajak semua warga Indonesia untuk MULAI BERPIKIR apa bantuan dan hiburan yang bisa kita berikan pada Pemerintah dan warga Tiongkok yang sedang membutuhkan bantuan dan pertolongan tersebut SEKARANG. Jangan sampai kita terlambat dan ketika wabah ini telah selesai dan berlalu baru kita buru-buru menawarkan bantuan masker atau obat masuk angin.

Saya yakin bahwa sebagai negara dengan umat Islam terbesar di dunia dan apalagi dianggap sebagai negara yang paling dermawan di dunia, kita juga bisa menunjukkan sikap islami kita. Tolong acuhkan dan JAUHI siapa pun orang-orang yang memprovokasi kita untuk memusuhi, membenci, melaknat warga, pemerintah, atau umat lain. Mereka jelas sekali bukan muslim yang baik meski berstatus ustad sekali pun. Mari kita tunjukkan sikap muslim sejati kita.

Mosok kalah sama warga dan pemerintah Israel yang kita anggap sebagai manusia dan negara yang paling jahat selama ini…?!

Surabaya, 6 Februari 2019

Salam
Satria Dharma
https://satriadharma.com/

The post JADILAH TETANGGA YANG BAIK appeared first on Satria Dharma.

MEREKA PENJAHAT, BUKAN PAHLAWAN

$
0
0
Presiden Suriah Bashar al-Assad berbincang dengan pasukan pemerintah di garis depan wilayah Ghouta Timur, Minggu (18/3). Ini adalah pertama kalinya Assad mengunjungi daerah ini selama bertahun-tahun. (HO/SYRIAN PRESIDENCY FACEBOOK PAGE/AFP)

Presiden Suriah Bashar al-Assad berbincang dengan pasukan pemerintah di garis depan wilayah Ghouta Timur, Minggu (18/3). Ini adalah pertama kalinya Assad mengunjungi daerah ini selama bertahun-tahun. (HO/SYRIAN PRESIDENCY FACEBOOK PAGE/AFP)

“Setiap teroris di wilayah yang dikendalikan oleh negara Suriah akan tunduk pada hukum Suriah dan hukum Suriah mengenai terorisme,” Bashar Assad, Presiden Suriah

Seandainya saya adalah Presiden Assad maka saya akan minta izin pada Presiden Jokowi untuk mendatangkan Mardani Ali Sera dan semua yang MEMBELA para kombatan ISIS asal Indonesia ke Suriah. Di Suriah mereka akan saya setrum kepalanya sampai mereka waras kembali. 😬

Apakah Mardani Ali Sera cs berusaha untuk membela para TERORIS PENJAHAT PERANG ASING yang selama ini memerangi pemerintahan Suriah yang sah? Mereka datang ke negara Suriah lalu berkomplot dengan para pemberontak dengan tujuan untuk menggulingkan pemerintahan yang sah. Apakah Mardani Ali Sera cs itu tidak paham bahwa hukum dari membangkang pada ulil amrinya adalah diperangi. Apalagi ini adalah warga negara asing yang membantu memerangi pemerintah Suriah yang sah. Untuk itu mereka membunuhi warga Suriah, merampok harta warga, memerkosa anak-anak wanita Suriah, dan mau menjajah negara Suriah. Mereka selama ini telah meluluh lantakkan negara Suriah dengan berbagai kejahatan yang mereka lakukan. mereka datang dari Indonesia adalah untuk bergabung dengan para teroris ISIS yang melakukan kejahatan-kejahatan yang sangat kejam dan sama sekali tidak berprikemanusian. Mereka itu ke Suriah untuk menjadi teroris untuk merampok dan menjajah negara Suriah. Mereka sama sekali tidak peduli dengan HAM dari para warga Suriah. Lantas mengapa tiba-tiba mereka mau dilindungi dengan HAM ala Indonesia dengan melupakan kejahatan yang mereka lakukan pada warga Suriah yang mereka perangi dan bunuh selama ini? Apakah mereka ini menganggap semua kejahatan mereka itu bukanlah hal yang serius dan patut mendapat hukuman? Apakah mereka menganggap Pemerintah Suriah tidak ada dan dengan seenaknya mau memulangkan para penjahat kombatan ISIS tersebut. Anda anggap apa kami ini? 🙄

Pura-pura lupakah Mardani Ali Sera cs bahwa para kombatan ISIS itu datang ke negara Suriah yang merdeka dengan tujuan merampas dan merampok negara yang semula aman, tentram, dan makmur itu untuk mereka kuasai dan jajah? Mereka datang ke Suriah untuk memerangi Pemerintah dan rakyat Suriah yang sah dan membunuhi warga Suriah. Lalu kini beberapa warga Indonesia mau membela para penjahat ini dengan memulangkan mereka seolah mereka adalah para pejuang dan pahlawan? Apakah beberapa warga negara Indonesia yang membela para penjahat teroris ini tidak paham soal hukum internasional? Bukankah semestinya orang yang melakukan kejahatan justru DITUNTUT untuk mempertanggungjawabkan perbuatan jahatnya di negara di mana ia melakukan kejahatan? Ini kok malah minta dipulangkan dan diperlakukan seperti pahlawan aja. Sebetulnya Mardani Ali Sera cs ini termasuk komplotan teroris ISIS atau bagaimana sih? 🙄

Kalau mau membebaskan para kombatan ISIS tersebut, datanglah sendiri ke Suriah dan sampaikan niat kalian tersebut pada warga Suriah yang selama ini menjadi korban kejahatan perang dan terorisme mereka. Tapi kalau kalian tidak bisa pulang karena disandera oleh warga Suriah yang marah pada niat jahat kalian itu adalah resiko yang harus kalian tanggung sendiri. Banyak anak-anak Suriah yang jadi korban pemerkosaan dan penyiksaan para kombatan ISIS tersebut. https://www.merdeka.com/…/laporan-pbb-sebut-banyak-anak-ana…

Saya tunggu kedatangan kalian ke Suriah… 😡

The post MEREKA PENJAHAT, BUKAN PAHLAWAN appeared first on Satria Dharma.

PARA KHAWARIJ DAN PEMBELANYA

$
0
0

Ada dua jenis kelompok orang yang melakukan kejahatan dengan mengatasnamakan agama. Pertama adalah orang-orang yang memang sengaja menggunakan simbol-simbol dan kemasan agama untuk membodohi umat Islam. Ini seperti apa yang disampaikan pesan Ibnu Rusyid, “Jika ingin menguasai orang bodoh, bungkuslah kebatilan dengan agama”. Karena bodohnya umat Islam maka apa pun yang menggunakan kemasan dan bungkus agama akan dianggap sebagai kebenaran, termasuk hal-hal yang batil yang sangat nyata sekali pun.. Umat Islam yang bodoh ini tidak mampu membedakan mana yang haq dan mana yang batil jika sesuatu telah dibungkus dengan symbol dan kemasan agama. Apalagi kalau sesuatu itu sudah ditempeli dengan ayat-ayat dan hadist maka langsung ditelannya dan dianggapnya sebagai sebuah kebenaran. Tentu saja para penipu berkedok agama adalah orang-orang yang mahir menggunakan jargon-jargon, simbol, isu, rangkaian kata dan narasi agama. Mereka akan menggunakan kepandaian mereka untuk membungkus kebatilan mereka dengan agama tersebut untuk menipu umat Islam yang bodoh. Jadi jangan heran bahwa segala isu berbau agama meski pun itu jelas-jelas salah akan tetap dilakukan dengan penuh semangat jihad seolah mereka sedang melakukan amar ma’ruf nahi mungkar yang akan mengantarkan mereka ke sorga. Perusakan dan pembongkaran tempat ibadah umat lain, pelarangan untuk beribadah bagi umat lain, permusuhan dan kebencian pada umat lain adalah contoh yang sangat nyata dari kebatilan yang dibungkus agama. Kalau yang bermotifkan ekonomi juga banyak. Contohnya adalah penipuan properti atau bisnis berbasis syariah dengan embel-embel agama. Yang membuat orang melarat dan hidupnya susah contohnya adalah dengan memprovokasi umat Islam untuk tidak berhubungan dengan perbankan dan bahkan memprovokasi karyawan bank untuk keluar karena dianggap sebagai dosa riba. Yang membahayakan jiwa dalam kesehatan adalah yang menggunakan alasan agama untuk mencegah umat Islam melakukan vaksinasi, dll

Kelompok kedua adalah orang-orang yang masuk dalam kelompok khawarij. Siapakah kelompok khawarij itu? Menurut as-Syahrastani Khawarij adalah “Setiap orang yang keluar menentang pemimpinnya yang sah yang telah diputuskan oleh masyarakat, baik penentangan itu terjadi di masa sahabat terhadap para Khulafaur Rasyidin atau terjadi setelah mereka terhadap para tabiin yang baik dan para pemimpin di setiap zaman”. (as-Syahrastani, al-Milal wan-Nihal, juz I, halaman 114). Sejarah kelompok Khawarij. Seluruh kelompok pemberontak dan separatis di suatu negara masuk dalam kategori Khawarij sebab mereka menentang pemimpin yang sah. Jadi khawarij sebenarnya adalah sebuah GERAKAN POLITIK sebab isu utamanya adalah tentang kepemimpinan politik. Namun gerakan ini memakai isu-isu agama sebagai propaganda utama untuk melawan pemerintah. Mereka menggunakan kedok dan alasan agama untuk melakukan penentangannya. Dari penentangannya terhadap pemerintah inilah mereka mendapat nama Khawarij yang secara harfiah berarti “orang-orang yang keluar”.

Ibnul Jauzi mencatat bahwa para Khawarij tak henti-hentinya selalu keluar untuk menentang pemerintah dengan menggunakan berbagai jargon seperti “kami membeli surga dengan diri kami”, “tak ada hukum kecuali milik Allah”, “Hidup mulia atau mati syahid”, dan sejenisnya. Mereka kelompok yang oleh Nabi Muhammad disebut menjauh dari agama seperti melesatnya anak panah dari busurnya. Mereka biasanya merasa lebih alim dan lebih taqwa ketimbang orang atau kelompok lain. Mereka merasa lebih Islam dan bahkan paling Islam di antara yang lain. Sikap sok Islam atau merasa paling Islam dari kelompok ini ternyata sudah ada embrionya sejak zaman Rasulullah. Rasulullah menggambarkan sosok Khawarij itu sebagai sosok yang membaca Al-Qur’an, tekun beribadah, namun pesan-pesan al-Qur’an sama sekali tak bisa masuk dalam hati mereka.

Cikal bakal watak Khawarij di zaman Rasulullah tergambar dalam sosok Dzul Khuwaishirah. Dzul Khuwaishirah adalah Khawarij pertama yang merasa dirinya lebih adil dari Nabi Muhammad. Ia adalah seorang Muslim pedesaan yang merasa dirinya lebih baik dan tak segan memberikan koreksi pada Nabi. Dzul Khuwaishirah marah dan protes pada Nabi tatkala terjadi pembagian hasil rampasan perang Hunain. Dzul Khuwaishirah merasa pendapatnya lebih baik dari pendapat Rasulullah hingga berani menuduh beliau tidak adil.. Dzul Khuwaishirah kelak akan mempunyai kawan-kawan sesama khawarij. Mereka adalah ahli ibadah sehingga shalat dan puasa mereka jauh melampaui shalat dan puasa sahabat-sahabat besar saat itu tapi pemahaman mereka akan agama jauh dari kebenaran. Nabi telah menyampaikan ciri kelompok ini. Tengara Rasulullah terbukti benar ketika sejarah mencatat bahwa Dzul Khuwaishirah bergabung dengan para Khawarij yang memberontak terhadap Khalifah Ali. Ia akhirnya terbunuh di dalam perang Nahrawan.

Selain mengritik dan membantah Rasulullah, para khawarij ini bahkan melakukan kudeta kepada Khalifah Usman yang merupakan pemimpin sah umat Islam pada saat itu. Kudeta yang mereka lakukan itu kemudian dibungkus sedemikian rupa atas nama amar ma’ruf nahi munkar untuk memancing emosi massa sehingga memperlancar kudeta yang mereka lancarkan. Pembunuhan Utsman tercatat sebagai perbuatan yang amat sadis di mana Khalifah ketiga yang juga menantu Rasulullah itu dibantai dengan kejam dan dibiarkan begitu saja tidak dikubur. Para khawarij itu mengklaim bahwa tindakan mereka adalah perwujudan amar ma’ruf nahi munkar. Mereka menampakkan diri seolah mereka sedang berjuang untuk kebenaran dengan cara mengudeta dan bahkan membunuh Khalifah Utsman yang mereka anggap sebagai pemimpin yang zalim. Saking merasa hebatnya mereka dalam pemahaman agama sehingga bahkan Khalifah Ali r.a pun dianggap tidak islami dan akhirnya dibunuh oleh Abdullah bin Muljam.

Jangan salah ya…! Para khawarij ini bukanlah orang yang awam dalam agama dan beribadah. Mereka bahkan jauh lebih hebat ibadahnya ketimbang para sahabat. Ketekunan Khawarij dalam beribadah sangat ekstrim dan mampu membuat bekas secara fisik. Abdullah bin Abbas menceritakan kondisi mereka ketika ia menemuinya sebagai berikut: “Aku memasuki suatu kaum yang belum pernah aku lihat hebatnya mereka dalam beribadah. Dahi mereka menghitam karena sujud. Tangan-tangan mereka kasar seperti lutut onta. Mereka memakai gamis yang murah dan kumal. Wajah mereka pucat karena begadang ibadah di waktu malam.” (Ibnul Jauzi, Talbîs Iblîs, 83). Tapi ibadah luar biasa itu sayangnya tak diimbangi dengan pemahaman yang baik terhadap ajaran islam. Akhirnya mereka merasa lebih adil dari Rasulullah seperti dilakukan Dzul Khuwaishirah, merasa berhak membunuh Khalifah Utsman dan Khalifah Ali bin Abi Thalib karena dianggap tidak paham hukum Alquran. Para khawarij ini selalu membawa-bawa ayat Al-Qur’an dan jargon-jargon agama dalam tindakan mereka, tetapi ayat tersebut dipahami secara dangkal dan sempit sehingga mereka menganggap hanya pemahaman mereka yang benar dan tidak ada ruang untuk penafsiran yang berbeda. Ketika melakukan pemberontakan pada penguasa, mereka membawa ayat-ayat tentang amar ma’ruf nahi munkar padahal ada perintah yang sangat tegas bagi umat Islam untuk patuh pada ulil amrinya. Mereka juga tidak segan membunuh sesama umat Islam yang berbeda pemahaman dengan mereka padahal ada larangan yang sangat keras untuk itu. Sedangkan menurut Ahlussunnah wal Jama’ah, memberontak pada penguasa adalah haram selama penguasa tersebut tak menampakkan kekafiran yang nyata.

Di antara ciri khas Khawarij adalah merasa paling Islam dan paling beriman dari muslim di luar golongan mereka. Hal itu membuat mereka gemar menguji keimanan orang lain dengan beberapa pertanyaan, seperti “Anda muslim?” Mereka bertanya demikian karena menganggap orang yang ditanyainya patut dipertanyakan kemuslimannya. Jika ada orang yang pemahaman keislamannya berbeda dengannya maka ia langsung menganggap mereka bukan atau kurang muslim sehingga perlu ditanyai.

Dengan melihat semua penjelasan ini maka kita sekarang paham dan bisa membedakan mana orang yang menipu dengan agama dengan cara membungkus kebatilan dengan agama dan mana para Khawarij yang memakai isu-isu agama sebagai propaganda utama untuk melawan pemerintah secara politis dan menggunakan kedok dan alasan agama untuk melakukan penentangannya. Para Khawarij ini ada tingkatannya. Ada yang lunak dan ada yang keras. Ada yang frontal terang-terangan dan ada yang tersembunyi atau main sindir. Mereka yang lunak hanya akan menunjukkan penentangannya dalam sikap dan kata-kata, yaitu dengan menunjukkan penentangan dan perlawanannya pada pemerintah yang sah melalui kata-kata dan tulisannya.. Tapi khawarij yang garis keras akan dengan tidak segan-segan turun ke jalanan untuk menunjukkan penentangannya pada pemerintah dan juga bersedia untuk melakukan tindakan makar untuk menurunkan pemimpinnya yang dianggapnya tidak sejalan dengan diri dan kelompoknya. Hizbut Tahrir itu sudah jelas sekali adalah kelompok Khawarij. Tapi mereka melakukan upaya pemberontakan dan makarnya dengan hati-hati agar tidak melanggar hukum positif negara. Mereka berlindung pada prinsip demokrasi yang sebetulnya mereka tentang. Felix Siauw itu adalah pentolan Khawarij HTI di Indonesia tapi sangat cerdik sehingga pemerintah tidak bisa mencokoknya karena belum melakukan tindakan makar yang terang-terangan..

Bagaimana dengan para kombatan ISIS yang belakangan ini dibela oleh Mardani Ali Sera cs? Mereka adalah kelompok Khawarij yang telah mendeklarasikan diri dengan tindakan nyata untuk mendirikan khilafah dengan cara yang sama dengan yang dilakukan para Khawarij awal di zaman para khalifah. Mereka memerangi pemimpin Suriah yang sah dan berupaya untuk membunuhnya dan merebut kekuasaannya dengan cara apa pun yang bisa mereka lakukan. Dalam upaya merebut kekuasaan dan menguasai negara Suriah mereka melakukan kejahatan-kejahatan yang sangat kejam dan tidak berprikemanusiaan. Mereka menghancurkan rumah dan fasilitas hidup warga Suriah, mereka membunuh tentara dan warga Suriah yang dianggap menentang dan menghalangi mereka, mereka memerkosa dan menjadikan anak-anak dan wanita sebagai budak seks mereka, dan banyak lagi kejahatan yang tak terperikan yang mereka lakukan.

Jadi sungguh aneh jika bermunculan tokoh Islam yang membela para kombatan ISIS ini dengan alasan bahwa mereka juga warganegara Indonesia yang perlu dilindungi.. Jika mereka warganegara Indonesia lantas mengapa mereka bergabung dengan para teroris ISIS untuk merebut kekuasaan di Suriah? Mereka adalah para penjahat perang dan status agama dan kewarganegaraan apa pun bukanlah alasan untuk melindungi penjahat dan kriminal.

Saya tidak akan segan-segan menuding mereka yang membela para kombatan ISIS ini sebagai PARA PEMBELA PENJAHAT BERKEDOK AGAMA DAN HAM. Saya sungguh muak dengan mereka yang menggunakan alasan HAM untuk membela mereka padahal mereka adalah para penjahat perang yang patut mendapatkan hukuman yang paling keras. Mereka adalah para penjahat perang yang mendatangi negara merdeka untuk merampok, membunuh, memerkosa, merusak, merampas kemerdekaan, dan menggulingkan pemerintahan yang sah. Jika Anda membela mereka dengan alasan HAM lantas di mana hukum dan keadilan? Tidak punya malukah kalian pada para korban kejahatan mereka selama ini? Sudah terbalikkah otak kalian sehingga menganggap PELAKU KEJAHATAN KEJI sebagai korban situasi dan keadaan. Mereka datang ke sana bukan sebagai TKI yang mencari kerja untuk kehidupan mereka. Mereka datang kesana untuk merampok, menghancurkan, membunuh, menggulingkan pemerintahan yang sah, dan menjajahnya. Mereka melakukan semua itu dengan sadar dan dengan semangat berjihad membunuh atau terbunuh. Dan itu sama sekali bukan kejahatan yang remeh dalam pertimbangan hukum di mana pun, tidak dulu mau pun sekarang. Mengapa kalian tidak mendorong dan membantu Pemerintah Suriah untuk menegakkan hukum dan keadilan atas kejahatan-kejahatan perang yang mereka lakukan selama ini pada warga dan Pemerintah Suriah? Mereka itu harus mendapatkan hukumannya atas perbuatan jahat mereka selama ini di Suriah berdasarkan hukum dan undang-undang yang berlaku di negara di mana mereka melakukan kejahatan. Jangan meloloskan mereka dari hukum atas kejahatan yang mereka lakukan kecuali Anda adalah sponsor atau bagian dari kejahatan yang mereka lakukan selama ini.

Surabaya, 11 Februari 2020

The post PARA KHAWARIJ DAN PEMBELANYA appeared first on Satria Dharma.


INKONSISTENSI SIKAP: ANTARA MALAM TAHUN BARU DAN VALENTINE DAY

$
0
0

Posting saya tentang perayaan Valentine Day mendapat banyak pro dan kontra. Saya senang. Artinya topik ini menarik. Sayangnya sebagian besar yang berkomentar BELUM MAMPU berargumen dengan baik, yaitu logis dan diikuti dengan analisis. Kebanyakan cuma memaki-maki dan melontarkan sumpah serapah. Kalau hal tersebut diterus-teruskan maka kalian akan saya tendang keluar dari grup ini. Grup ini adalah grup untuk para guru yang diharapkan mampu menunjukkan kualitas dan kapasitas berpikir dan argumennya. Bukan kemampuan memaki-makinya.

Bagi Anda yang bilang bahwa VD harus dan wajib dilarang karena itu adalah BUDAYA ASING maka coba dipahami bahwa hampir semua yang Anda tonton di TV Anda itu adalah budaya asing. Islam sendiri sebagai agama TIDAK PUNYA BUDAYA. Yang punya budaya itu masyarakat. Jadi kalau Anda lihat majlis dzikir, tahlilan, festival rebana, pakai sarung, baju koko, songkok, dll maka itu BUKAN BUDAYA ISLAM tapi budaya umat Islam Indonesia, khususnya umat Islam NU. Setahu saya orang Muhammadiyah tidak pernah bikin tahlilan atau acara 100 Hari Wafatnya seseorang.

Jadi kalau Anda menolak VD dengan alasan itu adalah budaya asing coba berikan argumen yang lebih masuk akal karena pakai gamis dan cadar itu budaya asing. Anda mau tolak karena ia budaya asing?

Jika perayaaan VD ditolak karena mengarah kepada kemaksiatan (dan bahkan ada yang kirim foto paket coklat dan kondom di mini market), kan itu bukan ditujukan untuk umat Islam. Umat Islam itu tidak berzinah baik pada malam VD, atau di malam apa pun karena itu dosa. Jadi kalau ada mini market jual kondom jangan lantas berprasangka bahwa mini market itu jual kondom untuk merusak umat Islam dengan melegalisasikan perzinahan dan kemaksiatan. Itu pikiranmu saja yang ngeres.

Jika potensi kemaksiatan VD yang ditakutkan sehingga diharamkan lantas mengapa MUI TIDAK MENGHARAMKAN perayaan lain yang juga merupakan budaya asing dan berpotensi menjurus kepada kemaksiatan.

Perayaan Malam tahun Baru jelas lebih massif dan lebih besar jumlah masyarakat yang merayakannya. Kemungkinan mudharat dan maksiatnya juga lebih besar. Tapi mengapa MUI dan ormas-ormas Islam bersikap LEBIH MODERAT dan tidak mengeluarkan fatwa haram? Kok cuma mengeluarkan himbauan? Kenapa berbeda sikap dengan menghadapi Valentine Day? Ada apa ini…?!

Majelis Ulama Indonesia (MUI) MENGIMBAU umat Muslim Indonesia tidak menyambut tahun baru dengan kegiatan hura-hura dan berlebihan, termasuk menyalakan kembang api atau petasan. Kok cuma HIMBAUAN?

Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Zainud Tauhid Sa’adi mengatakan, TIDAK ADA LARANGAN bagi siapa saja yang ingin bersuka cita dalam merayakan tahun baru Masehi.

Hampir senada dengan Zainud, Ketua Komisi Fatwa MUI Lampung, KH Munawir menjelaskan, merayakan tahun baru TIDAK DILARANG selama tidak berlebihan dan tidak mengandung unsur kemaksiatan.

Ada apa ini…?!

“MUI MENGIMBAU dalam merayakan pergantian tahun baru diisi dengan hal-hal yang positif dan konstruktif. Tidak dilarang untuk bersuka cita dalam merayakan, namun tetap harus dilakukan dengan cara yang wajar, tidak berlebihan, boros, sia-sia,”

Mengapa MUI dan Disdik tidak melakukan hal yang sama dalam menyikapi VD? Mengapa tidak mengatakan begini misalnya, “MUI mengimbau dalam merayakan VALENTINE DAY diisi dengan hal-hal yang positif dan konstruktif. Tidak dilarang untuk menyatakan dan mengekspresikan kasih dan sayang kita pada sesama umat, namun tetap harus dilakukan dengan cara yang wajar, tidak berlebihan, boros, sia-sia,” Opo angele sih…?!

Bukankah umat Islam bisa membuat acara tandingan yang lebih positif dan bermanfaat seperti yang mereka lakukan pada malam Tahun Baru seperti ini:

Sebagai ALTERNATIF mengisi malam pergantian tahun sejumlah kepala daerah mengajak umat Islam di daerahnya untuk DZIKIR DAN DOA BESAMA.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengajak umat Islam mengisi tahun baru dengan meningkatkan kualitas iman dan takwa. Memperbanyak dzkir, shalawat dan doa lebih baik daripada pesta pora yang tak ada manfaatnya.

Pelajar NU ini juga tidak mau kalah.

Jadi mengapa tiba-tiba MUI mandek mikirnya dalam menghadapi Valentine Day ini?

Surabaya, 14 Februari 2020

Salam
Satria Dharma
https://satriadharma.com/

The post INKONSISTENSI SIKAP: ANTARA MALAM TAHUN BARU DAN VALENTINE DAY appeared first on Satria Dharma.

KALIAN PIKIR ISLAM ITU… 🙁

$
0
0

Masih sangat banyak umat islam yang mengira bahwa agama Islam itu suci murni tanpa campuran dari ritual-ritual agama lain. Jadi mereka mengira bahwa ajaran dan ritual-ritual agama Islam itu langsung turun dari langit melalui Jibril dan diberikan ke Nabi Muhammad dan tidak ada campurannya sama sekali dengan ritual ataupun ajaran agama lain. Semacam emas 24 karat begitulah. 😀

Padahal Nabi Muhammad sendiri dengan begitu rendah hatinya menyatakan bahwa apa yang ia bawakan hanyalah sepotong batu batu penyempurna bangunan yang sudah berdiri kokoh.

“Perumpamaanku dan para Nabi sebelumku seperti seseorang yang membangun suatu rumah lalu dia membaguskannya dan memperindahnya kecuali ada satu labinah (tempat lubang batu bata yang tertinggal belum diselesaikan) yang berada di dinding samping rumah tersebut, lalu manusia mengelilinginya dan mereka terkagum-kagum sambil berkata; ‘Duh seandainya ada orang yang meletakkan labinah (batu bata) di tempatnya ini”. Beliau bersabda: “Maka akulah labinah itu dan aku adalah penutup para Nabi”.

Karena mengira bahwa agamanya paling suci dan murni 24 karat maka mereka selalu curiga dan paranoid jika ada unsur-unsur ritual agama lain yang mirip-mirip atau menyerupai ritual dan ajaran agama Islam. Dengan sigap mereka akan berkata,”Agamaku agamaku, agamamu agamamu.” yang maksudnya jangan meniru ritual agamaku, jangan meniru ajaran agamaku, kalau kamu non-muslim ya jangan pakai kopiah dan sarung, apalagi pakai gamis, cadar, dan memainkan musik rebana. Itu artinya kalian telah berusaha untuk mengacau agamaku. Stay away… 😡

Mereka ini tidak memahami UNIVERSALITAS agama-agama di dunia dan betapa bahwa sesungguhnya agama Islam itu hanyalah agama penutup dan BUKAN agama satu-satunya yang diturunkan oleh Tuhan bagi umat manusia. Gamis, cadar, berdoa, salat, puasa, haji, tawaf di Ka’bah adalah tradisi dan ajaran agama-agama sebelumnya yang kemudian diadopsi oleh Islam sehingga sering dianggap sebagai HAK MILIK umat Islam. Sesungguhnya kita tidak punya hak paten di situ. Justru umat Islam yang mengadopsinya. 😎

Sekian dulu. Nek kedawan malah akeh sing gak gelem moco. Opo maneh Suteku Ahmad Rizali iku. Tapi nek artikelnya coro Londo malah diwoco. Pancen kemendel kok! 😂

The post KALIAN PIKIR ISLAM ITU… 🙁 appeared first on Satria Dharma.

PEMBERANI

$
0
0

Saudara-saudara saya tiba-tiba punya ide bagus. Bagaimana kalau kami yang sepuluh bersaudara itu (semuanya sebenarnya sebelas tapi salah seorang dari kami, adik saya Alim Akbar Jaya, telah berpulang ke rahmatullah) menerbitkan sebuah buku yang ditulis bersama. Jadi kami diminta untuk menulis kisah dan nantinya dikumpulkan untuk diterbitkan.. Pancen ciamik kok dulur-dulurku iki. 😂 Tentu saja kami juga akan mengajak anak-anak kami yang mau ikut. Buku ini khusus tentang kisah dan kenangan kami bersama ayah kami, Muhammad Hasyim Mahmud, yang saat ini telah berusia 86 tahun. Buku ini akan kami tulis dan cetak dan akan kami berikan sebagai kenang-kenangan dan hadiah ulang tahun bagi beliau pada ultah beliau yang ke 87.
Tentu saja kami semua punya kenangan yang mengesankan dan rasa cinta dan kagum yang kuat pada ayah kami.. Ayah kami punya banyak sifat-sifat baik yang sangat menonjol. Saya akan menceritakan salah satunya, yaitu soal keberanian beliau. 👍😊

Salah satu sifat ayah saya yang sangat menonjol adalah keberaniannya. Beliau bukan hanya sangat berani tapi juga cenderung nekat ngedap-ngedapi. Orang akan salah sangka jika melihat ayah saya. Meski wajah dan postur beliau tampak halus, lembut, ramah, selalu tersenyum, kulitnya putih bersih, dan sangat miayeni (seperti piyayi Jawa), tapi kalau sudah marah maka beliau bisa berubah menjadi monster yang menakutkan dan akan menerjang apa dan siapa saja yang berani menghadapinya. Beliau akan tiwikrama menjadi raksasa yang akan mengobrak-abrik hutan seperti Arjuna Sasrabahu ketika marah pada Bambang Sumantri. Kalau di kantor beliau dulu di Kanwil Depdikbud Propinsi Gentengkali beliau sangat dikenal ‘kegarangan’nya. Beliau juga sangat saklek dan tanpa tedeng aling-aling. Lebih tepatnya adalah beliau memandang sesuatu kalau tidak hitam ya putih. Bugis aslilah pokoknya. 😂

Ada banyak peristiwa di mana ayah saya ‘majjallok’ atau ngamuk dalam bahasa Bugis. Salah satu peristiwa yang sangat berkesan adalah ketika beliau marah dan mengamuk pada seorang tetangga kami ketika kami masih tinggal di Hotel Carlton, Taman Apsari, Surabaya. Hotel ini sudah tidak ada sekarang entah berubah menjadi apa. Dulunya pernah ada stasiun radio di situ. Dulu hotel ini dikuasai oleh pemerintah dan entah bagaimana ceritanya kamar-kamar hotel tersebut diserahkan pada beberapa keluarga, termasuk keluarga kami, untuk menempatinya. Jadilah hotel tersebut menjadi semacam apartemen untuk ditinggali oleh beberapa keluarga, termasuk keluarga kami. Waktu itu saya masih SD kelas 2 dan baru pindah dari Makassar (sekitar tahun 1965 – 1966).
Salah satu penghuni hotel prodeo tersebut (kayaknya memang prodeo karena kami tidak menyewa alias gratis) adalah seorang tentara bersama keluarganya. Zaman tersebut tentara sedang galak-galaknya. Jangankan menyenggol bahunya, lha wong menatap mata seorang tentara agak lama sedikit saja bisa dianggap menantang. Bisa babak belur kita kalau kita berurusan dengan mereka. Mereka itu kalah menang nyirik. Saya pernah melihat bagaimana seorang tentara menghajar seorang laki-laki hanya karena dianggap laki-laki tersebut menggoda istrinya. Apakah benar laki-laki tersebut menggoda istri tentara tersebut tidaklah penting. Yang jelas si Tentara menduga dia menggoda istrinya. Dan itu sebuah alasan yang cukup valid bagi si Tentara untuk menghajarnya. Lha wong bagi negara saja saya berani mati, apalagi demi istri tak iye… Demikian kira-kira kata Pak Tentara ini. Benar-benar habis laki-laki tersebut dihajarnya. Mukanya sampai tidak berbentuk dan saya yakin bahkan ibunya sendiri tidak akan mengenalinya dalam keadaan demikian. 😞

Nah, tentara yang rumahnya (kamar hotelnya) di depan kami ini setali tiga uang. Galaknya bukan main dan juga suka berlagak. Badannya tegap, kulitnya hitam, suaranya keras, galaknya minta ampun. Dia selalu membawa senjata ke hotel dan dengan demonstratif menunjuk-nunjukkan berbagai macam senjata yang bisa ia bawa ke rumah. Saya menduga dia di bagian perlengkapan senjata dan amunisi karena dia bisa membawa senjata Bren ke rumahnya. Bren ini adalah jenis senjata laras panjang berat yang ada penopangnya dan digunakan sambil tiarap. Pak Tentara ini setiap pagi dengan demonstratif menggosok-gosok membersihkan berbagai jenis pistol dan Bren yang ia bawa pulang dan setelah itu memajang Brennya di depan rumah dan ditinggal begitu saja. Jadi kami semua bisa memegang senjata Bren tersebut sambil tiarap dan berlagak seolah sedang berperang dan membayangkan menghabisi musuh dengan senjata tersebut. Senjata ini pelurunya banyak dan otomatis jadi sekali tembak bisa menghabisi banyak nyawa sekaligus.
Siapa yang tidak takut dengan tentara sangar yang punya Bren tsb? Lha wong dengan tentara yang tidak bawa senjata saja sudah ngeri. Apalagi dengan tentara yang punya senjata Bren yang larasnya diarahkan ke pintu kamar kami. Saya pikir ayah saya yang wajahnya tampan, sejuk, kurus lencir, berstatus mahasiswa tugas belajar, pastilah takut pada Pak Tentara ini. Blas gak imbang atau kagak level kalau kata anak sekarang. 😀

Tapi ternyata tidak. Ayah saya bukan hanya tidak takut pada pak Tentara ini tapi bahkan berani melabrak rumahnya dan menantangnya berkelahi. Edhiaaan…! 😳
Saya tidak tahu apa sebabnya dan saya tidak pernah berani bertanya bahkan sampai sekarang apa sebabnya. Yang jelas suatu hari tiba-tiba ayah saya sangat marah dan tiwikrama jadi raksasa. Ayah saya melabrak Pak Tentara, menggedor-gedor pintu rumahnya, menantangnya keluar untuk berkelahi sambil berseru, “Keluar kamu…! Ayo berkelahi sama saya…! Bawa semua senjatamu. Tembak saya kalau berani…! Saya tidak takut…!” Ayah saya hanya membawa badik ‘keramat’ peninggalan leluhur yang bertahun-tahun kemudian dibuang oleh ayah saya setelah beliau ‘bertobat’. Beliau tidak mau jadi syirik karena badik tersebut, kata beliau menjelaskan. Jadi ini mahasiswa tingkat sarjana melawan tentara, badik pendek lawan beberapa pistol dan Bren. Benar-benar gak level… 😞

Apa yang terjadi selanjutnya? Apakah Pak Tentara keluar dari rumahnya yang digedor oleh ayah saya tersebut sambil membawa senjata-senjatanya? Apakah ia kemudian menempelkan pistolnya ke pelipis ayah saya dan memintanya berlutut seperti yang ada di dalam film-film? Tidak, saudara-saudara. Ternyata Pak Tentara jadi ciut nyalinya. Benar sekali…! Pak Tentara yang garang dengan kumisnya yang mbaplang itu gentar melawan seorang mahasiswa UNAIR Fakultas Ekonomi tugas belajar yang bertubuh kecil, berkulit putih bersih, dan berwajah tampan tersebut. Dia tidak berani keluar dari kamarnya meski ayah saya terus menggedor pintunya dan menungguinya beberapa saat.
Sebetulnya bukan hanya Pak Tentara yang takut. Semua tetangga tidak berani keluar. Saya sendiri benar-benar ketakutan saat itu. Yok opo sih bapakku iki…?! Tentara kerenge koyok Rambo (eh, Rambo belum ada ding waktu itu) kok dilawan. 🙄 Paling didorong sekali saja ayah saya sudah terjungkal. Iya kalau cuma didorong atau dipukuli. Lha kalau didor sama pistolnya atau dibrondong peluru dengan Brennya lak dadhi ayakan awake bapakku? Bapakku iki wis gendeng opo yok opo sih? Demikian kata saya dalam hati dengan ketakutan. Saya benar-benar terpaku, terhenyak, bahkan tak mampu menggerakkan tubuh saking ketakutannya melihat situasi yang sangat genting tersebut. 😳

Alhamdulillah Pak Tentara tidak keluar kamar membawa senjata. Saya husnudzon bahwa Pak Tentara ini kasihan sama ayah saya dan tidak mau meladeninya. Mahasiswa gendeng kok diladeni oleh seorang tentara professional. Kan gak level. Kalah menang tetap isin. Njarno ae bengok-bengok. Nanti kan capek sendiri dan balik ke kamarnya. 😎
Betul juga… Ayah saya akhirnya capek jadi raksasa dan kembali jadi Arjuna Sasrabahu trus kluntrung-kluntrung balik ke rumah. Bukan main senangnya kami semua melihat ayah kami kembali dalam keadaan selamat seperti itu. God saved him. 🙏😀

Apa yang terjadi kemudian…?! Tak lama kemudian Pak Tentara ini pindah dan keluar dari Hotel Carlton. Jadi tidak ada Bentrok Part 2. Saya menduga Tuhan sangat senang atas kesabaran Pak Tentara menghadapi ayah saya yang brangasan itu. Oleh sebab itu Tuhan kemudian memberinya award berupa kenaikan pangkat dan perumahan yang jauh lebih baik ketimbang di Hotel Carlton bertetangga dengan ayah saya yang cilik brangasan itu. Sabar membawa berkah, demikian saya berhusnudzon. 😀

Apakah itu peristiwa terakhir ayah saya bentrok dengan tetangga? Tidak. Bentrok dengan tetangga itu kayak hobi saja bagi ayah saya. Beberapa waktu kemudian ayah saya bentrok lagi dengan tetangga sebelah kamar. Kali ini tetangga saya sok-sokan berani keluar meladeni ayah saya dengan ngomel-ngomel. Dia ini tetangga baru yang belum tahu peristiwa ayah saya melabrak tentara. Mungkin dia pikir halaah…! badan lawan saya kurus kecil aja kok! Habislah perabotan rumahnya diangkat dan dilempar-lemparkan oleh ayah saya. Untungnya tetangga saya yang ini begitu tahu betapa sangarnya ayah saya kalau marah langsung sembunyi di kamarnya dan tidak keluar juga. Jadi kalau ada peristiwa kongres di mana pesertanya saling lempar kursi saya langsung teringat ayah saya. Ayah saya dulu juga seorang pelempar kursi. Wakakak…! 😂

Alhamdulillah saya tidak pernah bentrok dengan tetangga di mana pun saya tinggal. Never want to. It’s beyond my imagination. Dasarnya saya memang penakut dan tidak berani berkelahi fisik. Saya mah mending ngalah saja daripada berkelahi. Apa…? Melawan tentara…?! 😳 Lha wong melawan tetangganya tentara saja saya tidak berani. Nanti dia pasti ngajak tetangganya yang tentara untuk melawan saya. Emoh…! Saya mengikuti jiwa ibu saya yang sabar, pengalah, egaliter, selalu ramah pada siapa pun. Bukan hanya jiwanya tapi juga fisiknya. Makanya saya tidak tampan, berkulit putih, dan miyayeni seperti ayah saya. Saya berkulit sawo matang, berwajah simpatik, egaliter rodok ngaypang, tongkrongannya keren dan punya banyak uang. Itu saja. 😂

Surabaya, 17 Pebruari 2020

The post PEMBERANI appeared first on Satria Dharma.

PEMBERANI (Bagian 2)

$
0
0

Selain berani berkelahi melawan tentara, ayah saya juga punya keberanian lain. Salah satunya adalah berani punya anak banyak. Eit…! Jangan ketawa. Iki serius rek…!

Berani punya anak banyak itu termasuk keberanian yang sangat langka sekarang ini. Kalau dulu sih banyak orang yang punya anak banyak. Tapi punya anak sebelas zaman dulu pun tetaplah sebuah jenis pencapaian yang spektakuler. Kalau tidak percaya coba cari keluarga teman dan tetanggamu yang punya anak di atas sepuluh. Pasti hanya bisa dihitung dengan jari tangan sebelah. Kami ini sebelas anaknya tak satu pun yang berani punya anak banyak. Paling banter ya cuma punya anak empat. Itu bahkan belum separonya dari anaknya ayah saya. Ini agak aneh soalnya kami itu tahu betul betapa enaknya punya banyak saudara. Punya banyak saudara itu sumprit wuenak pol…! Kami itu selalu bersyukur bahwa kami punya banyak saudara. Kami itu kalau sudah berkumpul, masya Allah ributnya. Kami bisa bergurau berjam-jam lupa waktu sambil menghabiskan hidangan yang ada di atas meja. Kalau sate ayam lima puluh tusuk aja udah kayak sulap David Copperfiled. Tiba-tiba aja menghilang…

Punya anak sebelas itu jelaz (pakai akhiran ‘z’) sebuah prestasi yang tidak main-main. Tapi selain prestasi ini juga sebuah tantangan dan cobaan yang berat yang tidak berani kami tanggungkan. Akhirnya paling tinggi kami hanya berhenti di angka 4 dan yang terbanyak ya 3. Tak ada yang berani lebih. Tidak ada yang berani mewarisi keberanian ayah kami tersebut. Dulu pun kami sering merasa malu karena disindiri tetangga kanan kiri kok orang tua kami anaknya banyak sekali. Iku manak opo mencret…?! Ya terpaksa mereka saya pisuhi dengan cara yang selegan-elegannya. Tentu saja yang tidak punya anak merasa iri karena mereka tidak diberi Tuhan meski satu anak pun. Aduh…! Enak ya bisa punya banyak anak, kata mereka. Saya diam saja tidak berkomentar. Tapi dalam hati saya menjawab, “Iyo, awakmu gak ngrasakno.” 😞

Saya tidak tahu apakah ayah dan ibu saya dulu belum mengenal KB tapi jelas sekali bahwa hubungan mereka berdua SANGAT mesra dan romantis. Anak sewelas gak mesra dan romantis ndasmu kono…! 🙄 Lha wong sekarang ini punya anak lima saja katanya saking cintanya sampai gak sempat rekreasi travelling kek, bungy jumping kek, mountain climbing kek… Punya anak lima sekarang ini sudah dianggap berani. Minimal berani repot dan berani ngopeni.. 😀
Jika punya anak 5 saat ini sudah dianggap berani, punya anak 6 jelas lebih berani, punya anak 7 berarti sangat berani. Lha punya anak 8, 9,10 kalian sebut apa? Amat sangat sangat sangat berani..?! Lha anaknya ayah saya 11, Bro. Anak sebelas itu artinya kalau pas perlombaan 17 Agustusan sudah bisa ikut semua lomba beregu. Dengan anak sebelas main sepakbola sudah satu tim sendiri. Main volley bisa tim sendiri plus 5 cadangan. Main bola basket bisa dua tim plus satu cadangan. Kalau pertandingan kartu Domino ya bisa lima tim dan satu pengawas. Bahkan kalau mau kami bisa bikin turnamen sendiri. Itu sebabnya kalau ada perayaan 17 Agustus di RT maka keluarga kami hampir selalu bisa menyabet Juara Umum. Kecuali kalau kami dicurangi dengan memasukkan pemain asing professional agar kami tidak bisa menang. 😎

Karena saya anak kedua maka berarti saya punya satu kakak dan sembilan adik. Waktu kami genap sepuluh orang dengan lahirnya anak yang ke sepuluh saya berpikir pastilah ibu saya sudah capek tambah anak lagi. Tapi ternyata eh! tambah lagi… OMG…! Waktu ibu saya melahirkan adik saya yang terakhir saya gondok banget. Punya anak sepuluh masih kurang tah…?! demikian kata hati saya dengan jengkel. Saya sudah kelas 3 SMA dan masih punya adik bayi. Just imagine… Saya bertekad mau menunjukkan kedongkolan saya pada ibu saya dan protes atas lahirnya anak yang ke sebelas itu. Berangkat ke RS saya sudah pasang muka masam dan saya tidak akan tunjukkan wajah gembira pada ibu saya. Tidak…! Saya mau protes keras.
Tapi ternyata protes saya tidak berlangsung lama. Begitu melihat wajah mungil sang bayi adik saya yang tanpa dosa itu perasaan marah dan jengkel saya langsung lumer. Saya langsung jatuh cinta padanya dan muka saya langsung berseri-seri. Bahagia rasanya punya adik bayi lagi. Gak apa-apa deh. Kalau ibu saya mau punya adik lagi setelah ini biar saja. Toh yang mengandung beliau sendiri dan bukan saya. Kok rewel amat sih…! Mungkin itu sebabnya banyak yang bilang kalau adik saya terakhir itu wajahnya mirip saya. Bedanya cuma saya Honda dan dia Jialing. Wakakak…! 😂

Mungkin kalian tidak bisa membayangkan bagaimana repotnya punya anak sebelas yang rata-rata selalu kelaparan dan butuh perbaikan gizi. Kalau kalian bisa matematika sedikit saja tentu akan tahu bahwa kalau punya anak sebelas berarti harus menyediakan 33 (tiga puluh tiga) porsi makan setiap hari. Tiga puluh tiga porsi sehari berarti seminggu ada 231 porsi. Sebulan berarti 6.930 porsi. Bayangkan, Bro…! Kalau sebulan sekian ribu porsi lalu berapa karung beras, gula, mie, telor, teh, minyak goreng, tahu, tempe, ikan asin, pete (eh, pete nggak ding) yang harus disediakan oleh orang tua kami agar kami bisa tidur nyenyak dengan perut terisi? Saya tidak berani menghitung sampai setahun karena angka-angka ini terlalu mengerikan jika diuraikan. Itu kalau makan tiga kali sehari lho. Tapi kami kan tidak bisa menyediakan frekuensi makan yang standar macam itu. Kami ini makan kalau di meja makan sedang ada makanan. Kalau tidak ada ya ngalas, Bro. Goleko dewe panguripan embuh piye caramu… 😂

Kapan hari anak saya Yubi dan Tara besama sepupunya ngajak makan di mall. Okelah… Kan jarang-jarang juga kami bisa makan bareng mereka. Sesampainya di Galaxy Mall mereka mengajak makan ke Resto ‘Iwak lan Sohibe’ (Fish & Co) dan diberi buku menu. Begitu lihat harga-harganya saya langsung kliyengan. Lha wong satu porsi saja semuanya di atas 100 ribu plus tax and servicenya. Minumnya juga begitu. Akhirnya saya putuskan gak ikut makan. Aku makan penyetan aja nanti di dekat rumah, kata saya dalam hati. Begitu selesai makan, seperti yang kuduga, tagihan untuk tiga porsi saja hampir setengah juta. Kirik tenan…! Itu baru tiga anak dan sekali makan lho ya… Jadi bayangkan betapa jungkir baliknya ayah dan ibu saya harus berakrobat menyediakan makan bagi sebelas anaknya yang rata-rata rodok nggragas itu. Dan itu harus dilakukan setiap hari selama bertahun-tahun sampai kami bisa cari makan sendiri. Karena saya tahu betapa sulitnya kehidupan dulu itu maka saya bisa hidup prihatin (ya bisalah, Bro, lha wong setiap hari dilakoni). Tapi tidak demikian dengan anak-anak kami. Mereka lahir dengan piring sudah berisi makanan, meski bukan piring emas. Tentu saja kami sekarang tidak berniat hidup prihatin lagi. Wis cukup, rek! Kami ya hidup dengan agak mewah sekarang ini. Kami sepuluh bersaudara ini kalau ketemuan selalu cari makan di resto-resto yang favorit dan tidak gentar lagi menghadapi Mr. Bill. Kan kami bisa lempar-lemparan siapa yang mesti membayarnya. Wakakak…! 😂

Tentu saja kalau kita punya anak banyak maka kita juga harus ekstra keras bekerja untuk menghidupi mereka. Begitu juga ayah saya. Lintang pukang dan pontang panting beliau mencari nafkah utuk menghidupi sebelas anaknya, ya memberi makan ya menyekolahkan. Istilahnya : Endas digawe sikil, sikil digawe endas. Akrobat tah…?! 😀 Di situlah saya benar-benar kagum pada ayah saya. Ayah saya ini benar-benar orang yang bertanggung jawab pada keluarga. Beliau benar-benar bepergian kesana kemari tanpa kenal lelah demi nguripi sebelas anaknya. Kecintaan dan tanggung jawab beliau pada keluarga itu benar-benar menginspirasi kami semua anaknya yang sebelas. Sementara itu kami yang bersebelas itu kok ya suka sekali bergurau dan guyon-guyon seolah tidak merasakan susahnya orang tua kami nguripi dan ngopeni anak sebelas. Kami kadang guyon dan berolok-olok bahwa kami ini Keluarga Bobo yang madongok-dongok. Tidak usah tanya apa artinya. Biarlah itu menjadi guyonan kami saja. 😎

Surabaya, 18 Februari 2020

The post PEMBERANI (Bagian 2) appeared first on Satria Dharma.

PEMBERANI (Bagian 3)

$
0
0

Seekor singa tentu ingin agar anak-anaknya menjadi singa juga. Dia tentu tidak ingin anak-anaknya menjadi kucing, ikan piranha, terwelu, atau kalkun. Begitu juga ayah saya…

Karena beliau adalah orang yang sangat berani ngedap-ngedapi melawan siapa saja maka tentu beliau juga ingin agar anak-anaknya jadi pemberani seperti beliau. Utamanya tentu beliau berharap agar saya sebagai anak laki-laki pertama dalam keluarga juga bersikap berani berkelahi dan berani mati seperti beliau.

Jadi beliau selalu bilang bahwa saya harus berani berkelahi melawan siapa pun. Saya tidak boleh takut melawan siapa pun. Siapa pun itu… Siktalah, Dad…! 🙄

Suatu ketika ayah saya melihat saya dibuli oleh anak tetangga saya (kalau tidak salah namanya Saiful). Anak ini badannya dua kali lebih besar daripada saya dan tentu saja saya tidak berani melawannya. Begitu melihat saya mengalah dibuli oleh Saiful ini maka beranglah ayah saya. Mosok anak Singa dikerjain sama Gorilla kok diam saja?

Saya lalu dipanggil dan diminta untuk melawan Saiful. “Lawan dia…!”

“Tapi urusan kami sudah selesai kok, Pak.” Kata saya menghindar.

“Tidak. Kamu panggil dia dan lawan dia untuk berkelahi.” Kata ayah saya geram.

“Whaaat…?!” Kan urusan sudah selesai. Apa lagi…?! Lagipula badan Saiful dua kali lebih besar daripada saya.

“Tidak perduli…! Kamu tantang dia sekarang juga untuk berkelahi. Bapak akan lihat kamu berkelahi.”
OMG…! Koyo ngene rasane dadhi anake Singo… 😞

Karena dipaksa oleh ayah saya maka saya tantanglah si Saiful untuk berkelahi. Si Saiful sampai tidak percaya saya yang biasanya dibuli tanpa daya tiba-tiba menantangnya berkelahi. “Are you insane…?! What the hell is going on with you…?!” mungkin begitu pikirnya.
Begitulah…! Akhirnya kami pun berkelahi. Saya pun berkelahi dengan seadanya.Tujuannya hanya agar sekedar menyenangkan hati ayah saya yang menonton dari kejauhan. Saya tidak sempat mengeluarkan jurus-jurus silat yang saya pelajari dari Kho Ping Ho karena saya hanya belajar silat secara tidak langsung dan hanya dalam angan-angan saya. Saiful juga berkelahi dengan seadanya karena ia memang tidak perlu mengeluarkan semua kekuatannya. Lha wong saya hanya separoh tubuhnya dan kalau ia merentangkan tangannya maka saya tidak akan dapat menyentuh tubuhnya. Yang penting kami kelihatan berkelahi dengan sungguh-sungguh sampai kami merasa cukup berkelahinya. Ayah saya juga puas bahwa pada akhirnya si anak singa berani berkelahi melawan Gorilla. 😎
Jadi begitulah ayah saya mendidik saya. Pokoknya harus berani dan pantang menghindar meski harus menghadapi lawan yang segarang apa pun.

Sayang sekali bahwa saya punya pendapat yang berbeda…. 😞

Menurut saya seekor singa berharap anak-anaknya menjadi singa semua, yang laki-laki menjadi singa jantan dan yang perempuan jadi singa betina, hanya berlaku di dunia fauna. Padahal pelajaran di sekolah itu bukan hanya Biologi. Ada banyak pelajaran lainnya. Di dunia manusia hal tersebut tidak berlaku karena manusia punya kehendak sedangkan binatang mah gak punya cita-cita. Tidak pernah kita dengar ada ikan lumba-lumba yang bercita-cita jadi dinosaurus, gajah, atau srigala. Tapi di dunia manusia anaknya dokter boleh punya cita-cita jadi artis, pengusaha, atau anggota DPR. Anak singa boleh jadi angsa yang cantik, cendrawasih yang anggun, atau ular yang berbisa. 😎

Karena pada dasarnya saya bukan seekor singa (mungkin waktu itu hanya seekor kucing Angora yang cinta damai) maka saya juga tetap tidak pernah mau berkelahi. Sebisa-bisanya konflik yang mengarah pada perkelahian fisik akan saya hindari. You want this…?! Oke, take it. I might get another one later… Jadi jagoan dan ditakuti karena kesangarannya bukanlah jiwa saya. Itu mah almarhum adik saya, Alim Akbar Jaya, yang memang suka berkelahi. Di mana pun ia bersekolah selalu saja ia berkelahi dan jadi jagoan sekolah. Saya bahkan pernah melihat dia membawa badik atau celurit di tas sekolahnya. Pancen gendeng arek iki…! 🙁
Saya memang anak singa, yaitu ayah saya, tapi kan saya juga anaknya ibu saya yang seekor angsa yang sungguh halus budinya dan penuh welas asih. Saya mah mending jadi anak yang menyenangkan ketimbang jadi jagoan kampung. Untuk menyelesaikan konflik kan ada banyak caranya dan tidak harus diselesaikan dengan cara berkelahi.
“But you are a lion, Son. Fight like a lion. Gerrrr…!”
“No Daddy, I’d prefer become a swan. Can I please…?!” 🙏🙁

Suatu ketika di tahun Mbah Harto sedang sangat berkuasa semua pegawai negeri dipaksa untuk menjadi anggota Golkar. Semua anggota Golkar ya harus mencoblos Golkar dalam Pemilu yang penuh dengan rekayasa. Saat itu saya sudah menyelesaikan kuliah saya sambil mengajar dan saya sudah golongan II/b sebagai PNS. Semua guru diwajibkan untuk menjadi anggota Golkar dan disodori surat permohonan untuk menjadi anggota Golkar. Jadi kita yang MEMOHON untuk menjadi anggota Golkar. Tapi kalau tidak MEMOHON awas lu…!
Waktu itu saya sudah jengkel dengan gaya premannya Golkar. Saya sudah punya pendirian bahwa guru itu semestinya tidak boleh menjadi partisan dan tidak perlu ikut memilih partai politik mana pun yang ikut kontestasi kekuasaan. Guru itu seharusnya bersikap sebagai pinandito yang tidak memihak terhadap partai apa pun dan hanya berbakti pada negara, bukan pada partai pemerintah yang berkuasa. Tapi you know Mbah Hartolah… Apa yang beliau mau harus jadi. Semua PNS waktu itu harus jadi anggota Golkar dan nyoblos Golkar.
Entah apa yang merasuki saya waktu itu tapi saya menolak untuk mengisi formulir permohonan menjadi anggota Golkar tersebut. Saya didesak oleh sekolah di mana saya mengajar waktu itu (SMAN 13 Surabaya) untuk mengisi tapi saya nglewes saja. Akhirnya dilaporkan ke Depdikbud dan saya dipanggil untuk disidang oleh pejabat Kanwil Depdikbud di Gentengkali.

Di sana saya dipaksa untuk masuk Golkar dan saya tetap menolak. Saya ditanya kenapa tidak mau dan saya jawab bahwa guru tidak boleh partisan. Saya dituduh tidak melaksanakan tugas sebagai PNS dan saya jawab masuk Golkar itu bukan tugas guru. Dia bilang Golkar itu bukan partai politik tapi Golongan. Jadi guru boleh masuk Golkar. Saya jawab kalau bukan partai politik kenapa ikut pemilu? Dan dia blangkemen. Saya dituduh tidak melaksanakan perintah atasan saya jawab silakan atasan saya membuat SURAT PERINTAH atau semacam SURAT TUGAS untuk masuk Golkar dan nanti baru saya lakukan. Tentu saja mereka tidak mau masuk jebakan batman tersebut. Bermacam-macam pertanyaan dan tuduhan dari pejabat tersebut saya jawab dengan mudah dan enteng saja. Wistalah…! Kalau cuma adu argumen soal ini laiknya saya ini jadi Saiful yang besarnya dua kali ketimbang Satria. Dengan mudah saya mentahkan semua argumenmu, Bro. 😂

Akhirnya Pak Pejabat kehilangan kesabaran dan dengan marah menuding saya sambil bilang bahwa saya ini tidak punya terima kasih pada Golkar. Hidup ikut Golkar, makan ikut Golkar, gaji dari Golkar tapi tidak berterima kasih, demikian katanya dengan mata melotot berapi-api sambil menggebrak meja.
Eh, lha kok saya muntap mendengar tudingannya tersebut. Saya lalu menaikkan suara saya dan pasang mata api juga. “Saya tidak bekerja untuk Golkar. Saya bekerja untuk negara…!” seru saya dengan oktaf yang sama tingginya dengan Pak Pejabat Dikbud sambil berdiri mengebrak meja juga. Tentu saja Pak Pejabat kaget. Kok tiba-tiba saya mengaum…?!
Seorang staf Depdikbud yang hadir langsung loncat untuk menenangkan saya. “Tidak boleh melawan atasan seperti itu…” katanya berusaha untuk menenangkan saya.
“Dia bukan atasan saya…!” jawab saya tetap ngegas. 😡

Pokoknya hari itu saya jadi singa. Tapi akibatnya adalah saya diskors tidak boleh ngajar lagi dan ditendang dari SMAN 13 ke kantor Dikbud Kecamatan Rungkut jobless. Istilahnya saya ‘dibina’, belum dibinasakan. Memang tidak dikeluarkan dari status PNS saya tapi tetap saja itu killing my career. Saya sangat suka mengajar dan kalau disuruh jadi pegawai dikbud yang tugasnya ngurusi administrasi ya prei mawon, bro.

Itu adalah hari ketika saya menjadi Singa. Hari itu saya baru bisa merasakan dan memahami bagaimana sebuah keberanian tiba-tiba timbul dan kita melawan tidak peduli siapa pun yang kita hadapi.
Apakah ayah saya tahu hal ini? Tidak. Saya tidak pernah membawa masalah apa pun ke rumah. Sebesar apa pun masalah saya di luar tidak akan pernah saya ceritakan pada siapa pun di rumah. My problem is my problem. Nobody should interfere. I decide everything by myself. Itu sebabnya Mama saya selalu bilang bahwa saya adalah satu-satunya anaknya yang tidak pernah memberinya masalah.

Tapi akhirnya ayah saya juga tahu bahwa saya diskors dan dikandangkan di kantor Dikbud Kecamatan dari teman-temannya. Kan beliau bekerja di Depdikbud Gentengkali di mana saya disidang. Tapi saya memang tidak bilang dan tidak mampir ke ruang ayah saya bekerja. Selesai disidang ya saya pulang.
Darimana ayah saya tahu? Ternyata teman-temanya bilang bahwa “like father, like son”, Bapak karo anake podo ae. Tentu saja beliau bingung. Apa urusannya dengan anaknya? Setelah itu barulah diceritakan bahwa saya dipanggil karena menolak masuk Golkar dan melawan juga.
Ayah saya ternyata juga tidak mau dipaksa masuk Golkar dan memilih melawan. Beliau adalah satu-satunya PNS di Jawa Timur yang tidak mau masuk Golkar. Tapi alasan beliau lebih ke alasan agama. Apa detilnya saya tidak pernah tanya. Akhirnya beliau juga diskors diturunkan jabatannya. Tak lama kemudian ayah saya minta pensiun dini. Beberapa waktu kemudian saya juga menulis surat mengundurkan diri sebagai PNS.

Gak onok singo-singoan maneh… Bubar…! 😡

Surabaya, 19 Februari 2020

The post PEMBERANI (Bagian 3) appeared first on Satria Dharma.

KONSEKUEN

$
0
0

Makna konsekuen di KBBI adalah: sesuai dengan apa yang telah dikatakan atau diperbuat; berwatak teguh, tidak menyimpang dari apa yang sudah diputuskan. Dan ini adalah salah satu sifat menonjol ayah saya yang lain selain keberaniannya. Kalau beliau sudah menyatakan sesuatu maka beliau akan memegang kata-katanya tersebut meski ia sebenarnya tidak suka.

Ketika kelas 3 SMP saya mulai merokok. Saya dipengaruhi oleh seorang teman yang neneknya punya los di pasar. Hampir setiap hari ia ke Pasar Wonokromo untuk mengunjungi los pasar neneknya tersebut. Seringkali ia mengajak saya untuk ikut bersamanya mendatangi neneknya tersebut. Tujuannya datang ke sana adalah untuk minta uang neneknya. Ia seolah punya jatah uang harian dari neneknya karena selalu diberi uang setibanya di sana. Selain itu ia juga mengambil rokok yang dijual di los neneknya tersebut. Tentu saja tanpa diketahui oleh neneknya. Ia lalu mengajak saya untuk mulai belajar merokok.
Pada mulanya saya batuk-batuk dan tidak menikmati merokok. Tapi lama-lama saya bisa menikmatinya juga. Bukan hanya itu, semakin lama dan semakin sering saya menikmati rokok gratisan (dan colongan) itu saya menjadi semakin ketagihan. Kalau biasanya saya agak ogah-ogahan diajak ikut ke pasar maka belakangan saya malah bersemangat untuk ikut teman saya tersebut. Minimal saya dapat rokok beberapa batang yang akan saya konsumsi bersama teman-teman sepermainan yang juga sudah mulai ketagihan merokok. Celakanya, ketika saya sudah ketagihan merokok teman saya yang biasa memasok saya rokok sudah tidak mau lagi memasok atau berbagi rokok yang ia peroleh dari neneknya. Mungkin ia sudah ketahuan kalau sering mengambil rokok dari los neneknya dan mendapat pengawasan yang ketat sehingga ia sendiri pun sudah kesulitan untuk mendapat rokok. KPK sudah bertindak dan OTT semakin sering dilakukan. 😀

Begitu di SMA saya benar-benar sudah ketagihan merokok dan selalu berupaya untuk bisa mendapatkan rokok atau tembakau untuk kami linting sendiri jadi rokok. Jadi kalau tidak punya cukup uang untuk beli rokok sebatang dua batang untuk dinikmati bersama maka kami punya ide untuk beli tembakau dan kertas shagnya. Tembakau lalu kami linting sendiri dan nikmati bersama-sama. Kadang-kadang kami juga pakai klobot. Meski tidak senikmat rokok yang bermerk paling tidak kami masih bisa menikmati asap tembakau sambil berkhayal jadi jagoan-jagoan yang menjadi iklan rokok. Pokoknya kalau sudah merokok itu rasanya sudah macho banget deh. 😎

Tentu saja ayah saya sangat melarang saya merokok. Beliau tidak akan segan-segan untuk menempeleng saya kalau tahu saya merokok. Oleh sebab itu saya hanya merokok di luar rumah dan berusaha menyembunyikan kegiatan merokok saya tersebut. Jika saya baru merokok tentu bau tembakaunya akan melekat di tubuh saya, utamanya dari bau mulut. Saya akan sangat berhati-hati agar tidak pernah ketahuan habis merokok. Saya tentu tidak ingin ditempeleng oleh ayah saya. Oleh sebab itu untuk menyamarkan bau tembakau tersebut saya biasanya mengambil beberapa daun jeruk, yang kebetulan pohonnya tumbuh di depan rumah, dan melumatnya lalu mengoles-oleskannya di mulut dan tubuh saya. Alih-alih berbau rokok saya akan berbau bumbu pecel tentunya. 😂 Yang penting ayah saya tidak membaui tembakau pada tubuh saya.
Suatu kali ketika saya baru saja merokok dan mau masuk rumah. Tiba-tiba ayah saya memanggil saya. Beliau sedang memperbaiki sesuatu dan butuh bantuan. Saya diminta untuk memegang kayu yang akan digergajinya. Tentu saja saya langsung datang dan membantu ayah saya. Ketika saya sudah memegang kayu yang akan digergajinya kuat-kuat tiba-tiba ayah saya menempeleng saya. Saya kaget setengah mati…! Ada apa ini…?! Apa yang salah dengan cara saya memegang kayu tersebut…?! Mengapa saya ditempeleng…?!
Belum selesai kekagetan saya tersebut ayah saya langsung membentak saya dengan marah, “Kamu merokok lagi…?!” 😡

Anjiiier…! Saya langsung sadar kesalahan saya. Semestinya tadi saya mengolesi tubuh dan mulut saya dengan gerusan daun jeruk dulu sebelum menemui beliau. Tapi ini tadi kan buru-buru. Mana saya ingat…?! Dari sini saya mendapat pelajaran Bahasa Indonesia contoh tentang pepatah yang sangat sesuai. ‘Sepandai-pandainya tupai melompat, sesekali akan jatuh juga’ . Sepandai-pandainya saya menutupi kegiatan merokok sesekali saya khilaf juga. Makane tah ojok sering-sering khilaf. Khilaf kok dibolan-baleni… 😀
Saya tentu saja diam saja ditempeleng begitu oleh ayah saya. Sakitnya sih tidak seberapa, tapi menyesalnya itu lho…! Bukan. Saya tidak menyesal karena merokok. Saya menyesal karena ceroboh saat itu. Padahal saya selalu mewanti-wanti diri saya agar selalu eling lan waspodo. Tapi kok ya kejlungup juga. Kirik tenan…! 🙄

“Jangan sekali-sekali kamu merokok kalau belum bisa cari uang sendiri…!” demikian bentaknya pada saya. Saya diam saja menikmati panasnya pipi saya dan rasa menyesal karena ceroboh. Saya semula tidak terlalu memperhatikan kata-kata beliau ini. Tapi tiba-tiba alarm di otak saya menyala setelah berupaya mencerna pesan beliau ini. Jadi ini syaratnya kalau saya mau merokok di depan ayah saya. Saya harus bisa cari uang sendiri. Baiklah, Kakak…! Eh, Bapak…! 🙏😎

Setelah lulus SMA saya putuskan untuk tidak kuliah di UNAIR atau UGM yang saya incar. Perekonomian ayah saya masih tidak memungkinkan untuk membiayai kuliah saya.. Memberi makan dan menyekolahkan sebelas anak itu sungguh Abbot Costello, saudara-saudara. Lha wong banyak orang yang punya anak satu saja sambat gak bisa menyekolahkan. Jadi saya putuskan untuk kuliah sambil dapat uang. Bagaimana caranya? Kok kebetulan saat itu ada program pemerintah untuk memenuhi kebutuhan guru-guru SMP yang sangat kekurangan di Indonesia. Namanya PGSLP (Pendidikan Guru Sekolah Lanjutan Pertama), yang kuliahnya hanya setahun dan nantinya akan dijadikan guru SMP di tempatkan di berbagai daerah. Enaknya program ini memberikan TID (Tunjangan Ikatan Dinas) yang lumayan besar untuk ukuran bujangan (miskin pula) seperti saya. Ujiannya hanya bidang studi yang ingin kita masuki. Kalau mau jadi guru Matematika ya ujiannya hanya Matematika, Bahasa Inggris ya bahasa Inggris saja, IPA ya IPA, dst. Saya ingin ambil jurusan Bahasa Inggris. Tentu saja saya ngakak begitu tahu ujiannya hanya bahasa Inggris. Wistalah…! Kalau cuma Bahasa Inggris tesnya saya yakin bakal lolos. Bukannya jumawa (ada sih sedikit) tapi kemampuan bahasa Inggris saya itu di atas rata-rata sejak SMA. Kami di SMA dapat buku bahasa Inggris dengan judul “Students Book” yang sangat tebal dan merupakan bantuan dari Bank Dunia. Buku tersebut sangat bagus dan mudah dipelajari sehingga saya dengan mudah mampu memelajarinya sendiri tanpa harus mendengarkan penjelasan guru. Ya, saya memang suka belajar autodidak. Selain buku “Students Book” ada juga buku Suplemen dan latihan soal-soalnya. Suplemennya berupa buku tersendiri yang hanya berisi cerita-cerita dalam bahasa Inggris. Saya sangat suka membacanya. Lha wong saya memang sangat suka membaca. Ganes Th, Kho Ping Ho, SH Mintarja, dan Karl May aja sudah kuanggap Suhu waktu itu saking senangnya saya membaca buku-buku mereka. Intinya, saya bisa menguasai bahasa Inggris tingkat SMA berkat buku-buku bantuan bank Dunia itu tanpa perlu ikut les dan harus mendengar penjelasan dari guru (saya punya seorang guru bahasa Inggris yang pintar di SMA. Namanya Pak Sumadi tapi kami sebut Mr. Smith).

Singkat kata singkat cerita, saya ikut tes dan diterima di program PGSLPYD (Pendidikan Guru Sekolah Lanjutan Pertama yang Disempurnakan) pada tahun 1977. Meski bosan dengan perkuliahannya yang menurut saya hanya mengulang pelajaran SMA dan sering bolos kuliah, saya tidak pernah bosan menunggu turunnya TID yang waktu itu besarnya Rp. 15.000,- . Biaya kuliah regular waktu itu hanya Rp. 12.500/semester kalau tidak salah. Jadi bayangkan besarnya uang yang saya terima setiap bulan (sebenarnya sering dirapel juga).
Waktu terima rapelan pertama, yaitu tiga bulan pertama, saya merasa seperti seorang jutawan. Oh my God…! I felt so rich that I thought I could buy the world. 😏
Apa hal yang saya lakukan? Salah satunya adalah membeli satu bungkus rokok dan korek. Masuk ke rumah, duduk dengan nyaman di ruang keluarga, lalu melakukan aksi merokok dengan gaya as cool as I thought. Saya pastikan Ayah saya ada di situ…

Begitu saya menyulut rokok, Ayah saya langsung mendelik. Beliau ikut tersulut melihat saya begitu atraktif merokok di depannya. Ini seolah menantang beliau. Mukanya memerah. He was furious, of course… Ia hampir saya melompat untuk menghajar saya tapi saya lalu berseru pada beliau, “Eit…! Saya sudah bisa cari uang sendiri. Ini uang bea siswaku.” Kemarahan beliau langsung turun. Beliau tentu saja masih ingat kata-katanya sendiri. Dan sebagai seseorang yang konsekuen maka tentu saja beliau tidak akan menjilat ludahnya sendiri. As I was saying, ayah saya ini orangnya konsekuen. Meski beliau tidak setuju pada kebiasaan saya merokok tapi janji adalah janji. 😀

Sejak itu Indonesia memperoleh kemerdekaannya. Maksud saya, kemerdekaan merokok telah saya peroleh berkat rahmat Allah yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur supaya bisa menikmati hidup bergaya yang bebas, maka Satria Dharma menyatakan dengan ini kemerdekaannya.”

Surabaya, embuh tanggal piro tahunnya 1977.

Satria – Dharma

Sekian kisahnya poro sederek… 🙏😊

Surabaya, 23 Februari 2020

The post KONSEKUEN appeared first on Satria Dharma.

GAK USAH LEBAY, BRO…!

$
0
0

Siapa yang lebih mudah terpapar penyakit karena bakteri atau virus, yang berusaha menjauhi orang yang sakit atau yang setiap hari malah bersentuhan dengan orang yang sakit?

Pikirkan dulu dan simulasikan situasinya di benak Anda sebelum menjawab. Tolong biasakan untuk berpikir dahulu sebelum menjawab. Soalnya setiap kali saya bertanya pada sesi seminar saya, “Anak-anak itu kalau disuruh baca buku, pilih yang tebal atau tipis?” para guru langsung menjawab, “Yang tipis…!”. Tentu saja itu jawaban yang salah. Jawaban yang benar adalah ‘Yang menarik bagi mereka’. Biar tebal kalau itu menarik seperti bukunya Harry Potter akan tetap mereka pilih ketimbang buku tipis berjudul “Bagaimana Menetapkan Hak Waris Secara Syar’i”, umpamanya. Jadi tolong pikir dulu baik-baik baru menjawab. 😎

Nah, apa jawaban Anda?

Jawabannya sebenarnya GAK MESTI. 😂 Bergantung pada orang dan situasinya. Coba lihat para dokter dan perawat yang setiap hari bersentuhan dengan orang sakit, baik yang menular mau pun yang tidak. Toh mereka sehat-sehat saja dan tidak tertular. Selain dokter dan perawat coba lihat orang gila yang menggelandang ke mana-mana dan makan dari apa yang mereka temukan meski dari tempat sampah. Faktanya si Orgil sehat-sehat saja dan hidup dengan cara tersebut selama bertahun-tahun tanpa sakit. Malahan orang-orang yang begitu menjaga kesehatannya dan hidup dengan sangat bersih dan hati-hati dengan apa yang ia konsumsi begitu terpapar sekali dengan bakteri dan virus yang menular bisa langsung kena. Aneh kan…?!

Sebetulnya tidak aneh dan juga kita tidak perlu lebay dengan mengatakan bahwa ini ‘Rahasia Illahi’. Ini bukan sebuah misteri dan sudah merupakan pengetahuan yang umum.

Dokter dan perawat tidaklah mudah terkena penyakit menular di tempat mereka bekerja setiap hari karena mereka MEMILIKI PENGETAHUAN tentang kesehatan dan mempraktekkannya dalam bekerja. Itu namanya profesionalisme dalam bekerja. Mereka paham cara kerja bakteri dan virus dan tahu cara menangkalnya dan bahkan cara mengusirnya dari tubuh pasiennya. Lha wong memang itu yang mereka pelajari bertahun –tahun.. Jadi kalau sakit mbok yao sampeyan itu lebih percaya pada dokter ketimbang ‘orang pintar’. Para dokter itu jelas lebih pintar dalam hal kesehatan ketimbang ‘orang pintar’ yang entah dapat darimana pengetahuannya tentang penyakit yang sampeyan konsultasikan padanya. 😎

Lalu bagaimana dengan kasus orgil yang kebal penyakit itu? Itu juga sudah bukan ‘Rahasia Illahi’ lagi. Sebenarnya itu masalah imunitas alias kekebalan tubuh si orgil yang jauh lebih baik daripada kita. Karena mereka itu terus menerus terpapar dengan oplosan hujan, panas, debu, asap, bakteri dan virus akhirnya tubuh mereka sepakat untuk melawan. Jadi autoimun di tubuh orgil ini tahu bahwa si orgil ini memang gila dan tidak berpikir untuk menghindari penyakit. Jadi mau tidak mau ya si autoimun itulah yang bekerja keras untuk menghadang setiap bakteri dan virus yang mau merusak kesehatan tubuh si orgil. Si Orgil akhirnya sakti mandraguna dukdeng kalis bakteri lan virus. 😀

Autoimun setiap orang itu beda-beda. Saya ini paling mudah kena flu bersin-bersin dan hidung meler. Kena AC semalaman saja saya bisa flu dan bahkan masuk angin dan mencret. Anehnya istri saya meteges saja seolah virus flu itu emoh menularinya. Padahal setiap hari ya saya ciumi dan… ah! sudahlah…! Jadi dalam hal penyakit flu dan batuk istri saya jauh lebih kebal ketimbang saya. Tapi dalam hal kesehatan lain kayaknya saya lebih dukdeng ketimbang dia. Dalam masalah penglihatan saya jelas lebih jeli melihat wanita cantik ketimbang dia. 😎

Bicara soal virus Corona. Apakah orang Indonesia kebal terhadap virus ini? Saya menduga bahwa kita secara umum memang lebih kebal melawan virus ini. Lha wong kita ini kalau dipikir-pikir gak seberapa resikan ketimbang bangsa maju lainnya. Jelas-jelas jerohan itu berbahaya bagi tubuh malah dijadikan santapan lezat dalam berbagai menu. Selain itu kita juga hidup di daerah yang kebanyakan tidak bersahabat dengan bakteri dan virus. Jadi itu mungkin alasan mengapa kasus virus Corona ini tidak merebak di negara kita. Tapi tentu saja tidak mungkin kita bebas dan tak satu pun ada kasus. Bisa-bisa dikategorikan ‘Rahasia Illahi’ lagi nanti. Bangsa kita perlulah belajar sesuatu dari datangnya ‘Tentara Allah’ ini..

Eit, saya setuju bahwa virus ini adalah ‘Tentara Allah’ karena bukankah semua di alam semesta ini adalah milik Allah semata? Lha mosok mau disebut ‘Tentara Setan’ atau ‘Tentara Bayaran’. Saya hanya tidak setuju kalau dibilang ‘Tentara Allah’ ini dikirim untuk membalas perlakuan pemerintah China pada warga Uyghur. Sama dengan ‘tentara Allah’ seperti virus-virus dan bakteri lainnya, Covid 19 ini tidak paham politik dan juga tidak pernah belajar agama. Baginya sama saja. Kamu bersentuhan dengan saya dan kamu tidak punya autoimun ya saya masuk ke tubuhmu dan merusak kesehatanmu.

Sebetulnya saya geli dan gedek-gedek melihat kepanikan semua orang pada kasus virus Corona ini. Ngapain juga mereka memborong dan memakai masker setiap hari kalau mereka tidak sakit flu? Masker itu untuk mereka yang sudah sakit dan perlu mencegah orang tertular darinya. Kalau kita sehat maka tidak ada gunanya menggunakan masker tersebut. Kalau benar apa yang dikatakan oleh para ahli kesehatan bahwa penularan virus Corona ini dari droplets, alias butiran-butiran virus super kecil, yang menyembur dari mulut dan hidung penderita dan kemudian menempel di berbagai barang di sekitarnya dan yang dilewatinya, maka kemungkinan kita tertular adalah.

1. Kita secara langsung atau tidak langsung bertemu, berpapasan, memegang benda-benda yang telah terpapar oleh virus penderita virus Corona ini dan dropletsnya masuk ke tubuh kita melalui hidung, mulut, dan mata kita. Itu sebabnya kita diminta untuk sering-sering cuci tangan agar kalau ada virus yang menempel di tangan kita akan tercuci habis. Kuatirnya kita secara tidak sengaja memasukkannya ke tiga pintu masuk di tubuh kita tersebut melalui tangan kita sendiri.

2. Kemungkinan kedua kita tertular adalah jika kita terpapar oleh virus ini melalui penderitanya atau lingkungan sekitarnya seperti pada nomor 1 dan autoimun kita tidak bisa melawan virus tersebut. Kalau autoimun kita sudah sampai level Orgil, yang maksudnya benar-benar sakti mandraguna, maka virus Corona ini juga akan mental.

Jadi coba pikirkan seberapa besar kemungkinan kita akan tertular virus ini. Lha wong kalau ada suspect saja sudah langsung diisolasi dan dikarantina kok. Lalu darimana kita akan terpapar oleh virus ini? Kalau pun terpapar belum tentu juga kita akan menderita. Kan kita punya autoimun yang sudah terlatih itu. Jadi ngapain panik dan kemana-mana pakai masker…?! Ente malu kelihatan jerawat ente yang gede-gede itu? 😀

Satu lagi yang mau saya sampaikan.

Mengapa sih si Covid 19 ini begitu dahsyat penularannya dan menembus sampai ke puluhan negara? Apakah virus ini memang jauh lebih serem ketimbang virus flu yang sudah beredar selama ini?

Sebetulnya sih tidak. Pandemi flu tahun 1918 katanya membunuh lebih banyak orang dibandingkan korban yang meninggal akibat Perang Dunia I. Padahal korban PD I itu lebih dari 9 juta orang. Wabah flu itu sudah ada sejak zaman Romawi dan Yunani. Tapi kita sudah semakin kebal dan kita juga sudah berhasil memecahkan misteri ‘Rahasia Illahi’ dan berhasil menemukan obat dan cara mencegahnya. So no more mystery. Tapi karena Covid 19 ini varian flu baru maka tubuh kita belum mengenalnya dan autoimun kita belum tahu bagaimana cara menghajarnya keluar dari tubuh. Nanti lama-lama autoimun kita akan bisa mempelajari kesaktian Covid 19 ini dan balik menghajarnya. Lha wong autoimun kita itu juga pintar dan sakti.

Sekian dulu guys. Gak perlu beli masker dan memakainya ke mana-mana. Ndekemo nang omah ae kalau takut ketularan sesuatu yang belum ada. Seperti kata Rhoma Irama dalam lagunya ‘Piano’.
‘Pak Guru, yang itu apa namanya….
‘Mi ndekemo tak dekemi…. 😂

Surabaya, 4 Maret 2020

The post GAK USAH LEBAY, BRO…! appeared first on Satria Dharma.


TETANGGA YANG BAIK : WUHAN JIAYOU

$
0
0

Apa yang kita lakukan jika tetangga kita terkena bencana?
Kita MEMBANTU mereka. Itu sudah jelas.
Perkara bagaimana bentuk bantuannya maka itu bergantung pada apa bantuan yang mereka butuhkan dan bagaimana kesanggupan kita dalam membantu mereka. Jika mereka butuh bantuan tenaga, dana, makanan, pakaian, saran, hiburan, doa, atau apa saja yang kita miliki dan kita mampu membantunya maka kita membantu mereka sesuai dengan kebutuhan mereka dan kemampuan kita

Kita TIDAK menari di atas penderitaan mereka.
Kita TIDAK bergembira atau senang dengan penderitaan yang menimpa mereka.
Kita TIDAK mengatakan bahwa itu adalah azab, kutukan, hukuman, dan laknat Tuhan pada mereka.
TIDAK….!
Kita MEMBANTU tetangga kita. Kita MENAWARKAN bantuan kita pada mereka. 🙏

Barangkali saya perlu mengingatkan apa yang terjadi pada kita 15 tahun yang lalu, tepatnya pada 26 Desember 2004, ketika gelombang tsunami menerjang wilayah Aceh. Wilayah Aceh disapu ombak setinggi kurang lebih 20 meter sehingga membuat beberapa kota di provinsi itu hancur dan lumpuh. Korban meninggal di Aceh mencapai 130.736 jiwa dan lebih dari 500 ribu penduduk kehilangan tempat tinggal.

Apa yang dilakukan oleh tetangga kita ketika itu? Semua propinsi tetangga, semua negara, semua orang DI SELURUH DUNIA turun tangan MEMBANTU penduduk dan Propinsi Aceh untuk bangkit dan berdiri tegak. Tak satu pun propinsi, negara, umat atau kelompok masyarakat yang mengatakan atau menuding bahwa tsunami yang terjadi di Propinsi Aceh itu adalah azab, kutukan, hukuman, atau laknat dari Tuhan pada warga Aceh. TAK SATU PUN… 🙏😞

Ada 56 negara turut membantu bencana Aceh. Sungguh luar biasa perhatian dunia pada musibah yang menimpa rakyat Aceh waktu itu. Negara-negara tetangga seolah berlomba untuk menunjukkan simpati dan kedermawanannya pada Aceh. Bahkan negara yang paling dibenci oleh umat Islam Indonesia . yaitu Israel, turun tangan membantu. Dua minggu setelah tsunami, pesawat El Al Israel Airlines mendarat di Bandar Udara Internasional Hang Nadim, Batam. Pesawat ini diterbangkan langsung dari Tel Aviv, Israel, dan membawa bantuan sebesar 90 ton obat-obatan, pakaian, air minum, dan alat pemurnian air. Sempat terjadi insiden sebelum bantuan berhasil mendarat. Saat itu, pesawat El Al Israel Airlines tidak diizinkan memasuki wilayah udara Indonesia karena kita tidak memiliki hubungan diplomatik dengan mereka. Kan kita bermusuhan sama mereka…?! 🤔

Semua negara tetangga bahu membahu membantu Indonesia. Mereka membangun sarana dan prasarana bagi warga Aceh. Negara China adalah salah satu negara yang menunjukkan perhatian dan simpatinya paling awal. Pemerintah China membantu US$ 63,2 juta. Cina adalah negara yang meningkatkan jumlah bantuannya secara dramatis. Semula negara yang perekonomiannya sedang melaju pesat ini hanya menjanjikan bantuan US$ 2,6 juta. Tapi kemudian Cina menambahkan 500 juta yen lagi atau US$ 60.42 juta. “Masyarakat Cina sangat peduli terhadap bencana ini dan kami memiliki simpati yang mendalam kepada para korban,” kata Perdana Menteri Wen Jiabao seperti dikutip Reuters pada saat itu.

Pemerintah Tiongkok membangun perumahan bagi warga Aceh yang dinamai Perumahan Persahabatan Indonesia-Tiongkok. Perumahan ini dibangun dari dana hibah pemerintah China bagi korban tsunami di kabupaten Aceh Besar. Perumahan yang dikenal dengan sebutan Kampung Jackie Chan di area seluas 22,4 hektar itu terdiri atas 606 unit rumah tipe 42. Perhatian dan bantuan pemerintah China pada Indonesia, khususnya warga Aceh, bukan hanya saat itu. Pada saat terjadi gempa pada 7 Desember 2016 di Kabupaten Pidie Jaya, Setidaknya, 102 orang dilaporkan tewas. Bencana alam itu juga memicu kerusakan infrastruktur parah. Ungkapan dukacita pun mengalir dari Pemerintah Tiongkok Melalui duta besarnya di Jakarta, Xie Feng, Pemerintah Tiongkok langsung memberikan dana bantuan kemanusiaan sebesar US$ 1 juta demi membantu rakyat di wilayah terdampak gempa.Tak hanya berasal dari pemerintah, Palang Merah Tiongkok pun menggelontorkan dana bantuan darurat senilai US$ 100 ribu atau setara dengan Rp 1,3 miliar kepada Palang Merah Indonesia (PMI).
“Persahabatan antara rakyat Indonesia dengan rakyat Tiongkok terus terjalin dari generasi ke generasi. Kita saling membantu dan mendukung pada masa-masa sulit. Pada 2004 lalu ketika gempa yang disusul dengan tsunami, tim SAR kami termasuk salah satu yang tiba paling awal di Aceh. Kami mengulurkan tangan dengan membangun Kampung Persahabatan Tiongkok-Indonesia di Aceh yang dapat dihuni oleh 606 keluarga,” ujar Dubes Xie dalam keterangan tertulisnya kepada Liputan6.com, Selasa (13/12/2016).

“Ketika Wenchuan diguncang gempa pada 2008, wakil dari Kampung Persahabatan datang ke Kedubes di Jakarta untuk menyerahkan bantuan. Rakyat kami sangat terharu mengetahui hal tersebut,” ujarnya.
Bulan Ramadan lalu, Dubes Xie menyempatkan diri berkunjung ke Aceh. Di sana ia bertandang ke Kampung Persahabatan dan Museum Tsunami untuk mengenang kembali korban tewas dalam bencana tersebut.
“Kami membantu memperbaiki gedung sekolah, jalan, fasilitas umum lainnya serta mendirikan perpustakaan Tiongkok. Kami juga menyampaikan salam Ramadan dari 23 juta muslim Tiongkok,” ungkapnya.

Saat ini Tiongkok, negara tetangga kita itu, sedang menghadapi musibah wabah Coronavirus dan sedang menderita karenanya.
Apa yang bisa kita lakukan untuk membantu mereka, sebagaimana mereka membantu kita ketika kita terkena musibah juga? 🤔

Mungkin sulit bagi kita untuk menyaingi kemampuan Pemerintah dan rakyat Jepang dalam menunjukkan perhatiannya untuk membantu Pemerintah dan rakyat Tiongkok. Walau sejarahnya hubungan Jepang dengan China dulu kurang harmonis tapi ini tidak lantas membuat Jepang menahan diri. Sebelum Jepang mengevakuasi warganya, mereka sudah lebih dulu mengirim 1 pesawat penuh peralatan medis dan juga masker yg sangat dibutuhkan warga kota Wu Han. Di antara 264 warga Jepang yg di evakuasi terdapat 4 orang yang positif terjangkit virus Novel Corona. Oleh Tiongkok sebetulnya disarankan agar mereka dirawat di rumah sakit China saja. Namun Pemerintah Jepang tetap mengevakuasi atas pertimbangan ingin berbagi beban kesulitan dan tidak mau merepotkan Pemerintah China. Lebih daripada itu, Pemerintah Jepang mengumumkan bahwa bangsa apa pun yg berada di Jepang dan terdampak Virus Corona tanpa pandang kewarga negaraan semua akan diobati dan biayanya ditanggung Pemerintah. Warga Tiongkok yg berada di wilayah Jepang dan berakhir masa visanya bila masih ingin menetap di Jepang diberi perpanjangan visa gratis selama 2 bulan. Mereka tidak diusir karena itu adalah perbuatan yang tidak terpuji. Di medsos Jepang menyerukan agar warganya menyumbang apapun utk membantu China melewati musibah kemanusiaan ini.
Di super market dan pusat perbelanjaan Jepang disediakan masker gratis bagi warga Tiongkok dengan menempelkan spanduk-spanduk berbahasa China “Bernafas Sama, Bernasib Sama, Dunia Milik Kita Bersama..” Sungguh mengharukan..!! 🙏😞

Bagaimana dengan negara lain…?!

Jerman pada kesempatan pertama mengirim team ahli medis membantu China. Finlandia mengumumkan tidak melakukan pembatasan dan pemeriksaan khusus terhadap turis dari Tiongkok. Apabila ada turis yang terdampak Virus Corona akan diobati oleh team medis Pemerintah Finlandia. Pemerintah Thailand menyatakan bebas visa 15 hari tetap berlaku bagi warga Tiongkok. Apabila mereka masih ingin menetap imigrasi Thailand akan memberi perpanjangan visa selama 2 bulan. Presiden Filipina Rodrigo Duterte mendesak warganya untuk berhenti membangkitkan xenophobia anti-Cina terkait dengan pecahnya virus corona. “China telah berbaik hati kepada kita (selama ini). Kita bisa menunjukkan kebaikan yang sama kepada mereka. Hentikan xenophobia ini,” kata Duterte pada konferensi pers kematian korban Corona virus pertama di Filipina pada hari Sabtu.

Saya tidak mau membandingkan dengan apa sikap kita terhadap musibah yang melanda tetangga kita tersebut. Saya terlalu sedih dan nelangsa melihat dan membacanya. Sungguh tidak mencerminkan sikap seorang tetangga atau pun muslim yang baik.. Saya hanya ingin mengajak semua warga Indonesia untuk MULAI BERPIKIR apa bantuan dan hiburan yang bisa kita berikan pada Pemerintah dan warga Tiongkok yang sedang membutuhkan bantuan dan pertolongan tersebut SEKARANG. Jangan sampai kita terlambat dan ketika wabah ini telah selesai dan berlalu baru kita buru-buru menawarkan bantuan masker atau obat masuk angin.

Saya yakin bahwa sebagai negara dengan umat Islam terbesar di dunia dan apalagi dianggap sebagai negara yang paling dermawan di dunia, kita juga bisa menunjukkan sikap islami kita. Tolong acuhkan dan JAUHI siapa pun orang-orang yang memprovokasi kita untuk memusuhi, membenci, melaknat warga, pemerintah, atau umat lain, khususnya warga Tiongkok. Mereka para provokator tersebut jelas sekali bukan muslim yang baik meski berstatus ustad sekali pun. Mari kita tunjukkan sikap muslim sejati kita. 🙏

Mosok kalah sama warga dan pemerintah Israel yang kita anggap sebagai manusia dan negara yang paling jahat selama ini…?! 😏

Surabaya, 6 Februari 2020

The post TETANGGA YANG BAIK : WUHAN JIAYOU appeared first on Satria Dharma.

CERDAS DAN CERDIK

$
0
0

Pada tahun 1957 ayah saya yang baru berusia 23 tahun sudah beristri dan beranak satu. Saat itu beliau masih berstatus mahasiswa di Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin. Tapi selain itu beliau juga sudah menjadi PNS di Kantor Inspeksi IV Jawatan Penempatan Tenaga Makassar. Tampaknya ini semacam dinas di bawah Kementrian Dalam Negeri. Daerah inspeksinya meliputi Indonesia Bagian Timur, yaitu Makassar (Sulawesi Selatan), Manado (Sulawesi Utara). Ambon (Daerah Maluku), Singaraja (Bali). Ayah saya menggunakan ijazah SMA-nya ketika bekerja. Pada waktu itu tenaga kerja yang trampil dan berpendidikan mungkin masih sulit dicari sehingga ayah saya mudah saja mendapatkan pekerjaan.

Meski hanya berijazah SMA tapi ayah saya sudah mendapatkan posisi yang lumayan bagus di kantornya. Beliau sering dikirim ke berbagai daerah untuk melakukan inspeksi ke daerah-daerah yang menjadi lingkup tugasnya. Jadi sejak masih mahasiswa ayah saya memang sudah berkeluarga, punya anak, punya banyak tanggungan selain keluarga utamanya (bersama ibu saya ikut juga nenek dan kakaknya dengan 4 orang anaknya yang sudah yatim), menjadi pegawai yang cukup sering bertugas ke luar daerah sehingga cara berpikirnya memang sudah jauh lebih matang ketimbang anak-anak mahasiswa zaman sekarang. Pada saat itu ayah saya harus sudah mencari rumah kontrakan yang lebih besar di Mamajang, Makassar.

Pada tahun 1957, sepulang dari Ambon ternyata Ibu saya hamil untuk kedua kalinya (Horeeee…!Saya akan segera lahir…!). Rumah kontrakan ayah saya di Maccini terasa sudah sempit sehingga mereka terpaksa harus pindah. Untung ayah saya mendapat rumah kontrakan di Mamajang yang cukup besar Rumahnya berupa rumah panggung kayu. Yang di atas adalah kamar-kamar tidur sedangkan yang dibawah dipergunakan untuk dapur dan kamar untuk ruangan makan.

Berikut ini adalah kisah ayah saya ketika masih muda dulu. Dari kisah beliau ini saya bisa mengetahui bahwa ayah saya bukan hanya ganteng dan menjadi rebutan para wanita pada zaman itu, tapi juga pemberani (rodok preman sakjane), pintar secara akademis, dan cerdik dalam menghadapi masalah. Ternyata ayah saya juga suka menulis diary. Tidak heran jika kemudian kebiasaan ini menular ke saya. Like father like son…

Kondisi keamanan di Sulawesi Selatan pada saat itu semakin kacau karena adanya pemberontakan Kahar Muzakkar yang terus menerus meneror pemerintah dan rakyat. Hal ini mengakibatkan hubungan antara daerah ke Makassar terputus. Para pelajar dari berbagai daerah di Makassar terputus hubungannya dengan orang tuanya. Akibatnya bantuan atau suplai bahan makanan dari daerah masing-masing terhenti. Atas prakarsa Dewan Pemuda Sulawesi Selatan di bawah pimpinan Dahri (Ketua Pemuda Pelajar Massenrempulu) yang kebetulan juga Kepala Bidang Pendidikan Pemerintah Provinsi, mereka berinisiatif memohon bantuan pada Gubernur untuk menanggulangi kebutuhan hidup dan pendidikan para pelajar yang terputus hubungan dengan daerahnya. Usulan ini berhasil disetujui oleh Gubernur Andi Pangeran Pettarani. Untuk daerah Sinjai A. Daulat berinisiatif mendaftar nama-nama pelajar dan mahasiswa Sinjai kemudian mengajukan ke kantor gubernur tetapi ditolak…! A. Daulat lalu membawa daftar nama-nama tersebut ke kantor saya melaporkan penolakan tersebut. Setelah saya teliti ternyata surat tersebut memang tidak melalui prosedur. Maka saya ambil alih tugas tersebut. Dalam daftar saya harus menandatanganinya sebagai pemohon, yaitu sebagai Ketua Pemuda Pelajar Sinjai dan disetujui oleh KPN (Kepala Pemerintah Negeri) Sinjai, Pak Bustan, dan Residen Bantaeng Pak Alimuddin Dg. Mattiro. Kebetulan keduanya berada di Makassar. Pak Bustan kebetulan memerlukan bantuan saya bertalian dengan konflik penolakan raja-raja di Sinjai atas pengangkatan Pak Bustan sebagai Kepala Pemerintah Negeri di Sinjai sehingga tidak ada kesulitan mendapatkan tanda tangan persetujuan beliau. Untuk mendapatkan tanda tangan dan persetujuan Pak Alimuddin kebetulan putranya sahabat saya dan teman kuliah di Fakultas Ekonomi sedang rumahnya dekat kampus. Kepada Kaimuddin, teman saya tersebut, saya minta tolong dimintakan waktu untuk beraudiensi dengan bapaknya dan diterima malam hari. Alhamdulillah tidak ada kesulitan mendapatkan persetujuan dan tanda tangan Beliau sehingga besoknya daftar nama-nama tersebut saya bawa sendiri ke kantor gubernur dan langsung diterima dan disetujui tanpa harus berhadapan langsung dengan Pak Gubernur.

(Dari sini kita bisa melihat bahwa ayah saya mampu melihat permasalahan dengan cepat dan tahu bagaimana menemukan solusinya. Beliau juga melakukan sendiri pemecahan masalahnya dan tidak hanya memberikan perintah)

Tidak semua daerah mendapat bantuan. Yang dapat mulai dari Luwuk (Palopo), Massenrempulu, Toraja, Soppeng, Wajo, Watampone, dan Sinjai. Tiap bulan kami harus mengajukan pencairan bantuan ke Kantor Gubernur. Jatah untuk Sinjai sebanyak 135 siswa.

(Apa rahasia sehingga ayah saya dengan mudah mendapatkan tanda tangan dari Pak Bustan yang menjabat sebagai Kepala Pemerintah Negeri Sinjai, yang belum aktif saat itu? Berikut kisah ayah saya…)

Pak Bustan, Kepala Pemerintahan Negeri Sinjai, rupanya bermasalah dengan raja-raja di Sinjai. Para raja menolak kehadiran KPN Sinjai dan ingin mempertahankan kekuasaannya di Sinjai. Ada 5 raja Sinjai, yaitu:

1. Raja Bulo-Bulo Timur

2. Raja Lamatti

3. Raja Tondong

4. Raja Bulo-Bulo Barat

5. Raja Manipi

(Pusing kan Anda kalau dapat tugas, sudah ada SK-nya dari Pusat, tapi ditolak oleh Raja-raja kecil yang sok berkuasa di daerah di mana Anda mendapat tugas… Bayangkan, itu tahun 1957 di mana Pemerintah Pusat dan Propinsi masih labil. Pemerintah Propinsi juga masih menghadapi pemberontakan Kahar Muzakkar. Anda hanya punya SK tapi Anda harus menghadapi para raja kecil yang mokong dan menolak Anda. Ingat bahwa ini di Bugis, Sulawesi Selatan, zaman di mana orangnya ya begitulah…! Maksudnya sopan-sopan dan tepo sliro seperti saya).

Pak Bustan minta tolong kepada saya mencari jalan penyelesaian karena takut mendapat marah dari Gubernur karena sudah ada satu bulan mendapat tugas tapi masih menganggur di Makassar karena ditolak oleh raja-raja kecil Sinjai.

Untuk penyelesaiannya saya tidak mau langsung berhadapan dengan para raja-raja di Sinjai tersebut. Sebagai seorang pegawai negeri saya ambil penyelesaian secara prosedural kepegawaian. Kepada Pak Bustan saya tanya pengangkatan beliau sebagai kepala Pemerintah Negeri Sinjai yang ternyata beliau sudah menyiapkan salinannya. Salinan beslit itu saya pinjam untuk saya pelajari. Setelah saya amati SK itu ada Keputusan Menteri Dalam Negeri berarti pengangkatan pemerintah pusat….! Kepada Pak Bustan saya bilang, :”Insya Allah saya bisa membantu Pak Bustan.”

Besoknya saya ke kantor gubernur meminta waktu untuk menghadap beliau dan diberikan waktu sore nya di gubernuran (istana Gubernur di Jalan Ratulangi). Saya langsung menghubungi saudara Ramlan untuk menemani saya sekedar melaporkan persoalan KPN Sinjai dengan raja-rajanya. Setelah mendengarkan laporan tersebut Gubernur marah sekali terhadap para raja-raja karena menganggap para raja ingin mempertahankan kerajaannya. Ucapan beliau dengan geram, :”Berani-beraninya mereka itu…! Mereka kan tahu siapa raja di Sulawesi Selatan ini yang paling tinggi martabat kerajaannya, adalah Pangeran (sambil menepuk dadanya). Saya sendiri tidak berani mempertahankan kerajaan saya. Sudah, besok saya akan panggil mereka semua.”

Tanggapan Pak Gubernur melegakan hati saya….

Akan tetapi rasanya belum puas. Maka kembali ke rumah saya membuat pernyataan yang ditujukan kepada para raja itu yang isinya beslit atau SK pengangkatan KPN Sinjai adalah keputusan Menteri Dalam Negeri. Berarti penetapan dari pemerintah Republik Indonesia. Sehingga penolakan merupakan pengkhianatan atau makar terhadap pemerintah Republik Indonesia dan pelakunya bisa ditangkap dan dijebloskan dalam penjara. Tembusan surat tersebut kepada Menteri Dalam Negeri, Gubernur dan Panglima T.T. VII Hasanuddin.

Kami menghadap kembali ke Pak Gubernur untuk menyerahkan tembusan surat dan sebagaimana biasa kami diterima di gubernuran sore harinya. Beliau memberi tahu bahwa para raja sudah dipanggil. Kami segera pamit dan sebelum keluar dari pintu beliau memanggil saya dan menanyakan apakah tembusan surat ke Kementerian Dalam Negeri sudah dikirim. Saya jawab belum dan beliau meminta supaya jangan dikirim dan mengatakan para raja itu kan saudaramu juga. Kasihan mereka bisa dianggap sebagai pengkhianat dan dimasukkan penjara.

Dua hari kemudian saya mampir ke rumah Kak Saifudin sekedar menjenguk. Saya pamit untuk pulang ke kantor. Sebelum naik mobil dinas tiga orang Raja datang yaitu Andi Bagenda, Raja Tondong, Karaeng Saleh, Raja Manipi, dan Andi Ahmad, Raja Lamati. Mereka sempat menyapa saya sedang A. Ahmad langsung menyalami saya dan menyapa dalam bahasa Bugis, :”Addampengngangnga, Ndik. Iyak maccoe’makka. Nakku dek tammaseangngi, masyilaka manengngi. (Maafkan saya, Dik. Saya hanya ikut-ikutan saja. Kalau tidak mengasihani kami maka celakalah kami semua.)” Saya jawab, ” Itulah Kak, kondisi negara kita masih belum stabil. Makanya jangan macam-macam. Bisa celaka…!”

Rupanya mereka baru saja pulang dari menghadap Pak Gubernur. Saya bersyukur kehadirat Allah Karena dengan demikian saya dapat menolong Pak Bustan mengatasi pertikaian dengan para raja-raja Sinjai sehingga beliau dapat bertugas sebagai kepala pemerintahan Negeri Sinjai.

Demikianlah kisah yang ditulis sendiri oleh ayah saya. Dari sini kita bisa melihat bahwa beliau sangat cerdas dan mampu melihat permasalahan secara menyeluruh dan dengan cerdik mengubah situasi dengan menghadapkan para raja-raja kecil ini dengan Raja yang lebih berpengaruh, yaitu Andi Pangeran Pettarani, yang merupakan keturunan raja besar di Sulsel dan sekaligus seorang Gubernur saat itu.

Angkat topi untuk ayah saya dari perut ibu saya….!

Surabaya, 10 Maret 2020

Salam
Satria Dharma
https://satriadharma.com/

The post CERDAS DAN CERDIK appeared first on Satria Dharma.

STOPPING US…?! NO WAY, JOSE…! 😀

$
0
0

Saya kebetulan sedang di rumah Madigondo, Madiun dan melihat anak-anak TK main drumband di depan rumah. Saya pikir mereka akan jalan jauh ke kota. Ternyata mereka berhenti di depan rumah dan minta ijin masuk dan istirahat di rumah kami. Ternyata rumah kami yang jadi perpustakaan memang dijadikan titik finish mereka. 😯

Salah seorang guru kemudian bercerita bahwa sebenarnya ada lomba drumband di Karesidenan Madiun yang bertempat di alun-alun kota Madiun. Tapi tiba-tiba tadi malam ada instruksi untuk membatalkan kepesertaan mereka dari Disdikpora. Mereka dilarang mengikuti lomba oleh Disdikpora (saya rasa ini berkaitan dengan anjuran untuk menghentikan semua kegiatan yang bersifat massal karena virus Corona)…! 🙄
Bayangkan susahnya hati para kasek TK ini karena mereka tahu betapa antusiasnya siswa mereka mengikuti lomba ini. Berminggu-minggu mereka berlatih untuk ikut acara ini. Mereka juga sudah sewa kostum yang tentunya tidak murah. Mereka juga sudah berhari-hari menantikan hari ketika mereka akan tampil menunjukkan hasil latihan mereka. Dan tiba-tiba acara ini dibatalkan…?! Oh, no…! Please, no…! 😭

Akhirnya mereka sepakat untuk menyiasatinya dengan cerdas. Siswa tetap ikut marching band tapi hanya dari kompleks sekolah sampai ke Perpustakaan Eureka Libraria (rumah kami). Yang penting mereka tetap tampil dan dinilai dan latihan serta sewa kostum tidak sia-sia.
Inilah kecerdasan dan kelenturan khas Indonesia yang tidak mungkin akan Anda temukan di mana-mana. Indonesia gitu loh…! 😂

Dan inilah mereka ketika tampil di depan rumah saya. They’re so sweet…! 👍😍

The post STOPPING US…?! NO WAY, JOSE…! 😀 appeared first on Satria Dharma.

LOCK DOWN ALA RASULULLAH

$
0
0

Nabi Muhammad SAW telah memberikan golden rules bagi umat Islam dalam menghadapi wabah. Aturan emas ini sangat jelas, crystal clear, dan simple. Jika ada sebuah daerah terkena wabah maka daerah itu JANGAN DIMASUKI dan bagi mereka yang di dalam daerah yang terkena wabah JANGAN KELUAR. Itu artinya ada dua hal yang harus diperhatikan benar-benar oleh umat Islam.

PERTAMA, dengan melarang umat Islam memasuki daerah yang terkena wabah artinya umat Islam JANGAN SAMPAI TERTULAR oleh wabah tersebut. Rasulullah jelas melarang umatnya untuk tertular oleh suatu penyakit wabah, apalagi dengan sengaja mendatangi tempat di mana wabah tersebut merebak. Hanya orang bodoh dan tidak bertanggung jawab yang melakukan hal tersebut dan Rasulullah tidak ingin umatnya bersikap tidak berrtanggung jawab, sok jago, dan berprilaku bodoh dengan mendatangi tempat wabah merebak. Intinya umat Islam DILARANG KENA WABAH dengan sengaja mendatangi tempat wabah berada. Umat Islam harus menjaga dirinya agar TIDAK TERKENA WABAH dengan berbagai cara.

KEDUA, dengan melarang umat yang berada di daerah yang terkena wabah untuk keluar dari daerah tersebut. Jelas sekali Nabi Muhammad TIDAK MEMBOLEHKAN warga yang ada di daerah wabah tersebut MENULARI warga lain yang berada di daerah yang belum tertular. Tentu saja belum tentu semua warga di daerah tersebut telah tertular. Mungkin sudah tertular mungkin juga belum. Tapi toh Nabi Muhammad sudah melarang warga yang ada di daerah tersebut untuk keluar karena ada POTENSI UNTUK MENULARI umat lain di luar daerah yang terkena wabah. Ini adalah TINDAKAN PREVENTIF ala Rasulullah yang telah disampaikan 14 abad yang lalu. Ini adalah sebuah metode LOCK DOWN ala Rasulullah.

Jadi kalau ada umat Islam yang belum tahu perintah Nabi soal wabah ini TOLONG sampaikan pada mereka agar mereka paham bahwa Rasulullah telah memberikan aturan yang jelas dan sederhana bagi semua umatnya. Jangan sampai ada umatnya yang mengabaikan aturan emas dari Rasulullah ini.

Jadi kalau ada umat Islam yang tidak peduli dengan adanya wabah maka itu artinya mereka tidak mendengarkan dan TIDAK MEMATUHI PERINTAH DARI NABI yang seharusnya menjadi panutannya.
Umat yang membiarkan dirinya TERTULAR dan tidak berupaya untuk menghindarkan dirinya dari wabah yang merebak maka jelaslah bahwa ia umat yang bodoh, tidak bertanggungjawab atas diri dan keluarganya yang juga mungkin tertular, dan tidak mematuhi ajaran agamanya.

Umat yang BERPOTENSI TERTULAR dan apalagi yang telah tertular tapi tidak berupaya untuk menghindarkan dirinya untuk MENULARI orang lain merebak maka jelaslah bahwa ia bukan hanya umat yang bodoh, tidak bertanggungjawab atas diri dan keluarganya yang juga mungkin tertular, tidak mematuhi ajaran agamanya, tapi juga JAHAT sekaligus. Ia tidak peduli pada keselamatan jiwa orang lain yang mungkin akan tertular olehnya. Orang seperti ini harus mendapatkan tindakan tegas dari pemerintah agar tidak menjadi SUMBER BAHAYA bagi umat yang lain.

Pemimpin, ustad, kyai, ulama, guru dari sebuah daerah yang tidak memberi pemahaman tentang bagaimana menghadapi wabah ini sesuai dengan tuntutan Rasulullah dan ilmu pengetahuan kedokteran jelaslah bahwa mereka TIDAK MEMAHAMI dengan baik tuntunan dari Rasulullah dan TIDAK MEMBERI PEMAHAMAN kepada umat, jamaah, atau siswanya sesuai dengan tuntunan Nabi.
Jika ada pemimpin, ustad, kyai, ulama, guru, yang MEMBIARKAN umat melanggar tuntunan Nabi tersebut maka sesungguhnya mereka telah menjadi SUMBER BAHAYA bagi umat yang patut untuk mendapatkan tindakan tegas.

Mari kita bersama-sama menghadapi masa yang sulit ini dengan sikap lebih bertanggungjawab dan peduli pada sesama. Patuhi perintah dari pemerintah agar kita semua terhindar dari musibah yang lebih besar. 🙏

Surabaya, 17 Maret 2020

The post LOCK DOWN ALA RASULULLAH appeared first on Satria Dharma.

SAYANGI JAMAAHMU

$
0
0

Subuh ini, tak seperti biasanya, saya membawa sajadah kecil. Padahal biasanya saya tidak pernah bawa sajadah.. Karpet masjid kompleks saya sungguh empuk dan diberi kain putih bersih pas di tempat sujud. Sesekali kain ini disemprot dengan parfum sehingga membuat sujud terasa berada di sorga, minimal di taman bungalah. 😀 Masjid kami ini sejuk ber-AC dan selalu ada makan gratis di hari Senin, Kamis, dan sesudah salat Jum’at. Kadang hari lain juga sering ada jama’ah yang berbagai rejeki dengan menyediakan sarapan bagi jamaah salat Subuh. Jadi tidak heran kalau jamaah di masjid kami ini selalu hampir penuh shafnya meski pada salat Dhuhur dan Ashar. Masjid kompleks kami ini memang nyaman.

Tapi subuh kali ini memang tidak seperti biasanya. Wabah virus Corona akhirnya merangsek Indonesia dan kami juga harus mulai waspada. Sudah berhari-hari saya diterjang oleh informasi tentang pentingnya social distancing, termasuk di masjid. Imbauan untuk salat di rumah saja juga sudah berkali-kali saya baca. Tujuh kasus virus Corona di Betlehem membuat otoritas Palestina menutup gereja dan masjid selama dua pekan. Pemerintah Palestina juga membatalkan salat Jumat di 27 masjid di wilayah Bethlehem. Iran memutuskan membatalkan salat Jumat di puluhan kota, termasuk ibu kota Teheran. Selain Teheran, ada 21 kota lainnya yang membatalkan salat Jumat, misal di Qom dan Mashhad. Otoritas Singapura menutup sementara 70 masjid selama lima hari, sehingga bisa dibersihkan untuk mencegah penyebaran wabah virus ini. Ibadah salat Jumat juga ditiadakan pada Jumat kemarin. Pemerintah Arab Saudi dan Malaysia membatasi durasi sholat Jumat, termasuk khotbah, tak lebih dari 15 menit. Para jamaah diminta untuk memakai masker dan yang sakit diminta untuk tidak datang ke masjid. MUI bahkan telah merilis fatwa bahwa setiap umat Islam yang berada di daerah yang berpotensi tinggi terjangkit Covid-19 diperbolehkan untuk meninggalkan salat Jumat dan menggantinya dengan salat Zuhur. Umat Islam juga dibolehkan untuk meninggalkan jemaah salat lima waktu atau rawatib, tarawih dan Ied di masjid atau tempat umum lainnya.

Tapi saya tidak melihat adanya imbauan atau kebijakan dari masjid kami ini. Atau mungkin karena saya tidak pernah ikut rapat pengurus masjid. Saya hanya pengurus namanya saja. Pengurus masjid kami ini sudah banyak dan lengkap sehingga tidak membutuhkan pengurus tambahan seperti saya. 😀

Subuh pagi ini saya menggamit beberapa pengurus masjid setelah salat Subuh usai dan saya minta untuk berdiskusi sebentar. Ada empat orang pengurus yang bisa ikut sedang yang lainnya sudah ada acara lain.
Jadi saya sampaikan bahwa kita, sebagai jamaah masjid, harus peduli pada bahaya wabah ini. Tentu saja kita adalah umat yang beriman dan percaya pada takdir jika memang maut datang menjemput. Tapi kita harus mengikuti sunah Rasul untuk menghindarkan diri dari ketularan. Dan apalagi menulari orang lain, jika ada wabah melanda sebuah daerah. Untuk itu saya mohon agar pengurus masjid melakukan tindakan pencegahan. Alhamdulillah para pengurus tidak ada yang sok jago atau sok berani menantang virus dan tidak peduli pada merebaknya wabah ini. Mereka sadar bahwa umat Islam harus melakukan upaya untuk menghindarkan dirinya dari tertular. Mereka bahkan sudah menghubungi petugas untuk melakukan penyemprotan karpet, lantai, dan semua ruangan di masjid. Insya Allah minggu ini penyemprotan akan dilakukan. Mereka juga sudah menyampaikan pentingnya jamaah untuk menjaga kesehatannya pada beberapa kesempatan.

Meski demikian saya tetap menyampaikan pentingnya beberapa hal sbb:
– Jamaah perlu diingatkan pentingnya untuk selalu mencuci tangan dengan sabun dan bukan sekedar berwudhu seperti biasa. Kita menghadapi situasi yang tidak biasa sehingga perlu tindakan tambahan selain berwudhu. Oleh sebab itu masjid harus menyediakan sabun di semua tempat berwudhu dan cuci kaki dan tangan. Masjid juga kalau bisa menyediakan desinfektan berupa hand sanitizer di beberapa sudut masjid. Masjid harus berupaya mengedukasi jamaahnya agar TIDAK TERTULAR dengan tindakan-tindakan pencegahan yang diperlukan.
– Jamaah perlu diimbau agar menjaga kesehatannya dengan tambahan suplemen vitamin C untuk menjaga imunitas tubuh mereka. Dalam satu atau dua bulan ke depan kesehatan tubuh harus benar-benar dijaga agar para jamaah tidak mudah terserang penyakit.
– Kalau dirasakan perlu, dan situasinya semakin buruk, para jamaah diimbau untuk menggunakan masker selama berada di masjid. Ada baiknya masjid mempunyai stok persedian masker bagi jamaah yang membutuhkan. Mereka juga perlu diimbau untuk membawa sajadah kecil, atau kain alas untuk sujud, demi menghindari penularan dari karpet masjid.
– Mereka yang mulai merasa sakit karena batuk, pilek, demam, menggigil, sesak napas sebaiknya tidak usah datang ke masjid dulu sampai mereka benar-benar sembuh. Jangan sampai mereka menulari jamaah lain yang masih sehat. Ini harus benar-benar ditekankan karena seringkali kita meremehkan potensi kita tertular atau pun menulari orang lain dengan penyakit yang sedang kita derita. Salat berjamaah memang penting tapi menjaga kesehatan diri mau pun orang lain di saat adanya wabah seperti ini LEBIH PENTING. Sikap egois dalam beribadah yang bisa membahayakan kesehatan dan keselamatan jiwa jamaah lain adalah sikap yang tidak dibenarkan dan justru mendatangkan dosa.
– Ikut tanggap dan saling mengawasi jika ada warga yang dicurigai terdampak virus corona, khususnya di sekitar masjid atau kompleks perumahan.

Demikianlah yang bisa saya sampaikan pada pengurus masjid demi keselamatan dan kesehatan para jamaah lain agar terhindar dari kemungkinan tertular dan menulari jamaah lain dari wabah COVID 19 ini. Mungkin aga gunanya untuk Anda lakukan juga pada lingkungan masjid dan kompleks perumahan Anda. 🙏😊

Surabaya, 17 Maret 2020

The post SAYANGI JAMAAHMU appeared first on Satria Dharma.

Viewing all 857 articles
Browse latest View live